Ada Temuan Beras Kutu, Bos Bapanas Jamin Yang Beredar Di Masyarakat Bagus

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan beras nan beredar di masyarakat bagus. Hal ini disampaikan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di tengah temuan beras impor nan berkutu.

Arief mengatakan pemerintah tidak bakal mendistribusikan beras nan tidak laik. Apabila ada temuan beras berkutu, Arief menilai perihal tersebut hanya di beberapa kasus saja.

"Jadi jika mendistribusikan kudu nan bagus, jika ada misalnya nan ditemukan seperti it, itu sebenarnya kasuistis. Jangan di blow up kayak semua (berkutu), enggak, itu kudu ada treatment secara berkala. Pangan itu kan kudu dipelihara, tapi kita semua sepakat bahwa nan didistribusikan kudu nan bagus," kata Arief saat ditemui di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arief menerangkan selama ini penyaluran beras baik untuk SPHP maupun support pangan, pihaknya selalu menjaga kualitas. Dia pun mengapresiasi Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto nan melaporkan mengenai temuan tersebut.

Menurut Arief, beras dapat berkutu lantaran kondisi tempatnya lembab. Dia pun mengakui beras persediaan pangan memang ada hama. Untuk itu, perlunya perawatan dengan fumigasi secara berkala.

"Jadi ada waktunya tapi kualitas nan masuk ke Bulog, itu kualitasnya kudu baik. Setelah itu ada pemeliharaan, misalnya beras 3 bulan 4 bulan, 6 bulan, alias misalnya sampai setahun, ada perawatannya," terang Arief.

Arief pun telah menelepon Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy untuk mengecek kualitas beras di semua penyimpanan Bulog.

"Sebagai Kepala Badan Pangan, saya minta tolong, kemarin saya telepon Pak Dirut Bulog agar bisa mengecek kembali beras-beras nan ada di gudang. Dan saya percaya Bulog juga mengerjakan," jelas Arief.

Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto mengaku menemukan stok beras berkutu saat melakukan kunjungan ke Yogyakarta. Ia menyebut, beras itu merupakan stok impor nan dilakukan tahun lalu.

"Pada reses lalu, pada kunjungan kerja nan lalu, saya memimpin tim ke Jogja, dan kami meninjau Gudang Bulog. Di situ kami menemukan tetap banyak beras sisa impor nan lampau di dalam penyimpanan Bulog nan sudah banyak kutunya," kata Titiek Soeharto dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian, Selasa (11/3/2025).

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap laporan dari Perum Bulog mengenai temuan beras impor berkutu. Berdasarkan laporan itu, Amran menyebut jumlahnya sebanyak 100 ribu sampai 300 ribu ton di seluruh Indonesia.

Amran bakal menghubungi Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya untuk menindaklanjuti masalah tersebut. "Bulog melaporkan memang ada 100 ribu sampai 300 ribu (ton) di seluruh Indonesia dari 2 juta (ton beras). Ini sudah masuk list, termasuk di Jogja. Kami bakal minta lagi untuk dipercepat di Jogja. Minta maaf Bu Ketua," kata Amran dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (11/3/2025).

(kil/kil)

Selengkapnya