ARTICLE AD BOX
detikai.com
Sabtu, 15 Mar 2025 08:35 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, Moskow siap menerima usulan Amerika Serikat soal gencatan senjata dengan Ukraina.
Namun, Putin menegaskan bahwa setiap kesepakatan nan dibuat harus dengan sejumlah syarat nan dia ajukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan dalam konvensi pers berbareng Presiden Belarus Alexander Lukashenko di Moskow pada Kamis (13/3).
Dalam pernyataannya, Putin menegaskan bahwa Rusia mendukung solusi tenteram untuk mengakhiri perang nan telah berjalan sejak Februari 2022. Namun, dia menyoroti perlunya obrolan lebih lanjut dengan pihak AS sebelum kesepakatan final bisa dicapai.
Putin juga mengapresiasi perhatian nan diberikan Presiden AS Donald Trump dalam mencari solusi atas bentrok ini.
Berikut adalah syarat nan diajukan Putin sebelum menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina:
1. Gencatan senjata kudu mengarah ke perdamaian jangka panjang
Putin menekankan bahwa penghentian permusuhan kudu menghasilkan stabilitas permanen, bukan sekadar jarak sementara sebelum bentrok kembali pecah. Ia menganggap krusial untuk mengatasi faktor-faktor nan menyebabkan perang agar solusi nan diambil betul-betul menyelesaikan masalah mendasar.
2. Pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat
Putin menyatakan perlunya obrolan dengan AS secara lebih mendalam mengenai penerapan gencatan senjata. Ia juga mengindikasikan kemungkinan menghubungi Presiden Trump untuk membahas rincian lebih lanjut.
3. Pengawasan ketat terhadap penerapan gencatan senjata
Menurut Putin, mengawasi penyelenggaraan gencatan senjata bakal menjadi tantangan besar lantaran panjangnya perbatasan antara Rusia dan Ukraina. Rusia mau memastikan bahwa pihak Ukraina betul-betul mematuhi kesepakatan dan tidak menyalahgunakan momen gencatan senjata untuk memperkuat posisi militernya.
4. Dukungan untuk gencatan senjata 30 hari nan diajukan Ukraina
Putin menilai bahwa gencatan senjata selama 30 hari nan disetujui Ukraina dalam pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, bisa menjadi langkah awal. Pertemuan ini melibatkan delegasi pemerintah Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dan perwakilan lainnya.
5. Evaluasi situasi di lapangan
Putin menyatakan bahwa keputusan Rusia untuk mengambil langkah lebih lanjut bakal berjuntai pada perkembangan situasi di lapangan. Ia mengindikasikan bahwa Rusia tidak bakal menerima kesepakatan nan merugikan kepentingan strategisnya.
(tst/bac)
[Gambas:Video CNN]