ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - TNI Angkatan Darat (AD) melanjutkan investigasi kasus ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, nan sebelumnya sempat terhenti saat memasuki malam hari. Sebanyak 13 orang terdata meninggal bumi akibat peristiwa tersebut.
"Bahwa kemarin aktivitas penyisiran dan investigasi di lapangan jelang gelap dihentikan oleh tim investigasi, lantaran cuaca gelap jelang malam. Dan rencananya pagi ini aktivitas penyisiran dan aktivitas tim investigasi bakal dilanjutkan kembali," tutur Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Selasa 13 Mei 2025.
Menurut Wahtu, salah satu investigasi nan dilakukan dengan mendalami keterangan 25 prajurit TNI dan 21 sipil.
"Berkaitan dengan tim investigasi saat ini tetap bekerja di lapangan, dan kami sampaikan bahwa tim investigasi sudah meminta keterangan beberapa saksi dari masyarakat ada 21 orang dan dari unsur TNI ada 25 orang," papar Wahyu, Kamis (15/5/2025).
Dia mengatakan, tim investigasi tetap mencocokkan setiap keterangan saksi dengan dihadapkan pada fakta-fakta nan didapat di lapangan, termasuk juga berangkaian dengan sejumlah peralatan bukti nan telah dikumpulkan.
"Untuk nantinya bakal dilaksanakan analisa. Dan juga ada beberapa unsur nan perlu diuji sehingga itu memerlukan waktu," ucap Wahyu.
Sementara itu sebelumnya, TNI AD pun memastikan bertanggung jawab penuh terhadap pengurusan para korban meninggal bumi akibat ledakan amunisi di Garut tersebut.
"TNI AD bertanggung jawab secara penuh untuk membantu semua proses penanganan dan pemakaman para korban, baik nan berasal dari jejeran TNI AD maupun nan dari masyarakat sekitar," terang Wahyu.
Selain itu, TNI AD menawarkan kesempatan bagi anak-anak korban meninggal bumi dalam peristiwa ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut.
"Pimpinan TNI Angkatan Darat sudah menyampaikan kepada Bapak Pangdam Siliwangi untuk menyampaikan kepada putra putri dari korban, andaikan mau berasosiasi dengan TNI AD, TNI AD membuka kesempatan kepada seluruh putra putri korban," terang Wahyu.
Sementara itu, PT ASABRI (Persero) menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya empat prajurit TNI dalam kejadian ledakan amunisi kedaluwarsa. Keempat prajurit tersebut merupakan peserta aktif ASABRI, dan wafat dalam tugas negara.
Sebagai corak penghormatan sekaligus tanggung jawab institusi, ASABRI langsung datang mendampingi family korban dan memastikan seluruh kewenangan peserta diberikan secara cepat, tepat, dan profesional.
Berikut sederet pernyataan TNI AD hingga ASABRI usai terjadinya kejadian ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat dihimpun Tim News detikai.com:
Detik-Detik sebelum Tragedi Ledakan Amunisi Kedaluwarsa nan Tewaskan 13 Orang di Garut
1. Lanjutkan Investigasi Ledakan Amunisi di Garut nan Tewaskan 13 Orang
TNI Angkatan Darat (AD) melanjutkan investigasi kasus ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, nan sebelumnya sempat terhenti saat memasuki malam hari. Sebanyak 13 orang terdata meninggal bumi akibat peristiwa tersebut.
"Bahwa kemarin aktivitas penyisiran dan investigasi di lapangan jelang gelap dihentikan oleh tim investigasi, lantaran cuaca gelap jelang malam. Dan rencananya pagi ini aktivitas penyisiran dan aktivitas tim investigasi bakal dilanjutkan kembali," tutur Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Selasa 13 Mei 2025.
Sementara, kata Wahyu, untuk penanganan korban meninggal bumi tengah dipersiapkan untuk diserahkan kepada family masing-masing.
"Untuk korban nan berasal dari masyakarat sekitar setelah ada izin dari tim medis kelak bakal dibawa oleh pihak family masing-masing dimakamkan di TPU nan ada di desa sekitar," ucap dia.
Wahyu menyatakan, TNI AD sepenuhnya bertanggung jawab untuk membantu seluruh proses penanganan dan pemakaman, baik korban nan berasal dari prajurit maupun masyarakat sekitar.
"Kami minta angan agar semua proses penanganan para korban menuju tempat peristirahatannya nan terakhir dapat melangkah dengan lancar, dan kami juga minta angan aktivitas investigasi nan dilakukan hari ini oleh TNI AD dapat melangkah dengan baik," Wahyu menandaskan.
Ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi tidak layak di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin 12 Mei 2025. Korban meninggal mencapai 13 orang, terdiri dari 4 personil TNI AD dan 9 penduduk sipil.
2. Dalami Keterangan 25 Prajurit dan 21 Sipil Terkait Ledakan Amunisi di Garut
TNI AD tetap melakukan investigasi mengenai peristiwa ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, nan menewaskan 13 orang. Salah satunya dengan mendalami keterangan 25 prajurit TNI dan 21 sipil.
"Berkaitan dengan tim investigasi saat ini tetap bekerja di lapangan, dan kami sampaikan bahwa tim investigasi sudah meminta keterangan beberapa saksi dari masyarakat ada 21 orang dan dari unsur TNI ada 25 orang," tutur Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana kepada wartawan, Kamis (15/5/2025).
Menurut Wahyu, tim investigasi tetap mencocokkan setiap keterangan saksi dengan dihadapkan pada fakta-fakta nan didapat di lapangan, termasuk juga berangkaian dengan sejumlah peralatan bukti nan telah dikumpulkan.
"Untuk nantinya bakal dilaksanakan analisa. Dan juga ada beberapa unsur nan perlu diuji sehingga itu memerlukan waktu," jelas dia.
Wahyu pun meminta publik dapat menunggu hasil investigasi secara menyeluruh mengenai kejadian ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut. Dia berambisi semua pihak dapat ikut mendoakan, baik untuk korban tewas dan keluarganya, serta kelancaran proses investigasi.
"Kami memohon angan dan juga memohon pengertian semua pihak, investigasi nan sedang bekerja di lapangan sehingga kelak pada saatnya dapat kami sampaikan kepada semua pihak berangkaian dengan hasil penyelenggaraan tugas tim investigasi di lapangan," ucap Wahyu.
3. Pastikan Bertanggung Jawab Urus Pemakaman 13 Korban Tewas Akibat Ledakan Amunisi di Garut
TNI AD memastikan bertanggung jawab penuh terhadap pengurusan para korban meninggal bumi akibat ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat. Tercatat, sebanyak 13 orang tewas dalam kejadian tersebut, dengan rincian 4 prajurit TNI dan 9 penduduk sipil.
"TNI AD bertanggung jawab secara penuh untuk membantu semua proses penanganan dan pemakaman para korban, baik nan berasal dari jejeran TNI AD maupun nan dari masyarakat sekitar," kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, jenazah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Korps Peralatan Antonius Hermawan bakal dibawa ke rumah duka Bekasi, Jawa Barat, dan disemayamkan di kampung halamannya ialah Sleman, Yogyakarta.
Kemudian, jenazah Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Korps Peralatan Anda Rohanda bakal dibawa ke kediaman Cileunyi, Bandung, Jawa Barat.
Selanjutnya, jenazah Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kopda Eri Dwi Priambodo bakal dibawa ke kediaman Temanggung, Jawa Tengah.
Serta jenazah Anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Pratu April Setiawan bakal dibawa ke Pulau Mongondow, Sulawesi Utara.
"Untuk korban nan berasal dari masyakarat sekitar, setelah ada izin dari tim medis kelak bakal dibawa oleh pihak family masing-masing, dimakamkan di TPU nan ada di desa sekitar," terang Wahyu.
4. Tawarkan Anak Korban Ledakan Amunisi di Garut Jadi Prajurit
Kemudian, TNI AD pun menawarkan kesempatan bagi anak-anak korban meninggal bumi dalam peristiwa ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat, untuk menjadi prajurit.
"Pimpinan TNI Angkatan Darat sudah menyampaikan kepada Bapak Pangdam Siliwangi untuk menyampaikan kepada putra putri dari korban, andaikan mau berasosiasi dengan TNI AD, TNI AD membuka kesempatan kepada seluruh putra putri korban," ucap Wahyu.
Menurut Wahyu, nantinya jejeran Kodim 0611 Garut bakal memberikan pendampingan dan pengarahan kepada seluruh putra putri korban, agar prosesnya dapat melangkah dengan baik.
Sementara itu, TNI AD telah menyalurkan santunan kedukaan bagi seluruh korban sipil. Termasuk juga tengah menyiapkan hak-hak dari family korban dari prajurit.
"Semua hak-hak dari personil semua bakal diberikan. Saat ini, Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat selaku induk satuan Angkatan Darat sedang menyelesaikan berangkaian dengan hak-hak almarhum sehingga kelak tersampaikan kepada seluruh korban, dalam perihal ini keluarganya," kata Wahyu.
5. ASABRI Salurkan JKK dan JHT TNI Korban Ledakan Munisi di Garut
PT ASABRI (Persero) menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya empat prajurit TNI dalam kejadian ledakan Disposal Munisi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin, 12 Mei 2025. Keempat prajurit tersebut merupakan peserta aktif ASABRI, dan wafat dalam tugas negara.
Sebagai corak penghormatan sekaligus tanggung jawab institusi, ASABRI langsung datang mendampingi family korban dan memastikan seluruh kewenangan peserta diberikan secara cepat, tepat, dan profesional.
Direktur Utama PT ASABRI (Persero), Jeffry Haryadi P.M menegaskan, kehadiran ASABRI bukan hanya sebagai lembaga asuransi sosial, tetapi sebagai family nan berkomitmen menjaga amanah prajurit dan memberikan pelayanan terbaik bagi family peserta.
Dalam upaya memberikan penghormatan terakhir, ASABRI menurunkan jejeran dewan dan ketua bagian untuk turut serta dalam proses kepulangan dan pemakaman jenazah.
Tim dari Kantor Cabang Utama Jakarta, Manado, Semarang, dan Bandung mendampingi family di wilayah asal masing-masing, memastikan bahwa setiap tahapan dijalankan dengan penuh empati dan ketulusan.
Manfaat JKK dan THT
Sebagai bagian dari perlindungan atas akibat kerja nan dihadapi prajurit, ASABRI telah menyalurkan faedah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Tabungan Hari Tua (THT) kepada mahir waris para korban.
Penyaluran faedah ini merujuk pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 nan telah diperbarui dengan PP Nomor 54 Tahun 2020.
Manfaat nan diberikan antara lain:
- Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK) Tewas,
- Nilai Tunai Tabungan Asuransi (NTTA),
- Bantuan danasiwa bagi anak-anak korban nan tetap menempuh pendidikan (maksimal dua anak).
Selain itu, mahir waris juga berkuasa menerima penghasilan terusan, pensiun warakawuri bagi istri/suami nan ditinggalkan, dan tunjangan orang tua bagi peserta nan belum menikah.
Komitmen ini menunjukkan bahwa ASABRI tidak hanya menyalurkan faedah secara administratif, tetapi juga datang untuk memastikan keberlanjutan kesejahteraan family peserta nan gugur dalam tugas.
Langkah sigap dan terstruktur ASABRI ini merupakan penerapan nyata dari visi perusahaan sebagai pengelola asuransi sosial nan tepercaya, profesional, dan peduli. Seluruh proses diselenggarakan dengan mengedepankan prinsip 5T: Tepat Waktu, Tepat Alamat, Tepat Orang, Tepat Jumlah, dan Tertib Administrasi.
ASABRI juga terus menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan menghadirkan pelayanan nan akuntabel, tanggap, dan berintegritas. Kepercayaan peserta dan family adalah fondasi utama nan dijaga oleh ASABRI dalam setiap tindakannya.
Melalui tindakan nyata ini, ASABRI menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar penyedia jasa asuransi, tetapi juga sahabat perjuangan peserta TNI, Polri, dan ASN sepanjang masa.