3 Bulan Batuk Tak Sembuh-berujung Operasi, Ternyata Wanita Ini Kena Disfonia Gegara Gerd

Sedang Trending 4 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Viral seorang wanita di Jawa Tengah nyaris tiga bulan berturut-turut mengeluh batuk disertai sakit tenggorokan. Ia apalagi mengaku kehilangan bunyi hingga susah sekali berbicara.

Wanita berjulukan Aisyah Chintya itu lampau memutuskan untuk pergi ke master umum memeriksakan diri. Dari situ, dia kemudian dirujuk untuk ditangani lebih lanjut oleh ahli penyakit dalam.

Tidak disangka, master mendiagnosis nan berkepentingan disfonia. "Salah satu penyebabnya lantaran masam lambung naik sampai kerongkongan," tutur dia dalam video viral nan diunggah di akun pribadinya, @ncha, dikutip detikaicom atas izin nan bersangkutan, Senin (10/2/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aisyah apalagi kemudian kudu menjalani operasi pita suara, untuk memperbaiki suaranya. Beruntung, kondisinya sekarang sudah kembali normal. Dalam proses pengobatan, dia juga sempat diduga terkena tuberkulosis (TBC).

"Aku pas di master umum juga diagnosanya TBC, terus disuruh ke penyakit dalam dan THT setelah dicek keseluruhan rontgen, endoskopi, dan lain-lain alhamdulillah rupanya bukan TBC," lanjutnya.

"Tapi disfonia kelainan di pita bunyi nan salah satu penyebabnya tadi bisa masam lambung, juga stres," pungkas dia.

Dikutip dari Cleveland Clinic, disfonia adalah kondisi saat bunyi terdengar serak, alias terengah-engah. Suara serak bisa memengaruhi seberapa keras seseorang berbicara. Banyak perihal nan bisa menjadi pemicunya, tetapi jarang sekali disebabkan penyakit serius.

Sekitar 1 dari 3 orang bakal mengalami disfonia di beberapa titik dalam hidup mereka. Suara serak sering kali memengaruhi perokok, mereka nan menggunakan bunyi mereka secara ahli seperti guru, penyanyi dan aktor, juga pekerja lain.

Gejala seseorang mengalami disfonia meliputi:

  • Kesulitan berbicara.
  • Suara terdengar serak alias terengah-engah.
  • Berbicara lebih pelan alias lebih lembut dari biasanya.

Kebanyakan bunyi serak terjadi lantaran Anda menggunakan bunyi secara berlebihan dan lenyap dengan sendirinya. Namun, Anda kudu berkonsultasi dengan penyedia jasa kesehatan jika bunyi Anda serak selama tiga minggu alias lebih alias jika ada tanda-tanda lain nan mengkhawatirkan. Segera hubungi penyedia jasa kesehatan jika keluhan disertai:

  • Rasa sakit saat berbincang alias menelan.
  • Sulit bernapas alias menelan.
  • Batuk berdarah.
  • Ada benjolan di leher.
  • Kehilangan suara.

Apa nan menyebabkan bunyi serak?

Seseorang dapat berbincang berkah pita bunyi (pita suara) dan laring (kotak suara). Laring terletak di atas trakea (batang tenggorokan), saluran panjang nan menghubungkan laring dengan paru-paru.

Pita bunyi adalah dua pita jaringan di dalam laring nan membuka dan menutup. Saat berbicara, udara dari paru-paru membikin pita bunyi bergetar dan menciptakan gelombang suara. Apa pun nan memengaruhi pita bunyi dan laring dapat membikin bunyi serak, termasuk:

Laringitis: ini adalah penyebab bunyi serak nan paling umum. Suara serak terjadi saat alergi, jangkitan saluran pernapasan atas, alias jangkitan sinus membikin pita bunyi membengkak.

Usia: pita bunyi menipis dan lemas seiring bertambahnya usia, nan dapat memengaruhi suara.

GERD (refluks masam kronis): GERD juga dikenal sebagai nyeri ulu hati, terjadi saat masam lambung naik ke tenggorokan. Terkadang masam bisa naik setinggi pita suara, dan itu dikenal sebagai refluks laringofaring (LPR).

Perdarahan pita suara: kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah pada pita bunyi pecah, sehingga jaringan otot terisi darah.

Nodul, kista, dan polip vokal: nodul, polip, dan kista adalah pertumbuhan nonkanker pada pita suara.

Kanker: kanker termasuk kanker laring, kanker paru-paru, dan kanker tenggorokan dapat membikin bunyi serak.

Penanganan kondisi tersebut berbeda-beda, berjuntai pada setiap pemicunya. Ada nan hanya butuh mengistirahatkan bunyi alias menjalani terapi wicara dengan mahir patologi wicara-bahasa (SLP), adapula nan diberi obat antibiotik untuk jangkitan bakteri, alias sekadar mengubah pola style hidup. Namun, jika disebabkan lantaran nodul, kista, polip vokal, diperlukan operasi dan terapi lebih lanjut.


(naf/kna)

Selengkapnya