ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Keterlambatan penerbangan jemaah haji tetap menjadi masalah klasik nan terus berulang setiap tahun. Kendati pemerintah terus berkomitmen untuk memperbaiki jasa penerbangan haji.
Pada musim haji 2025, setidaknya ada dua kejadian nan kembali mencoreng kelancaran pemberangkatan jemaah ke Tanah Suci. Insiden pertama nan menjadi sorotan tajam adalah keterlambatan penerbangan haji hingga 19 jam, membikin jemaah, terutama lansia terlantar dan kelelahan.
Selain itu, kejadian lain menimpa pesawat nan mengangkut jemaah haji dari Sumatera Utara. Pesawat tersebut kudu kembali ke airport asal setelah 40 menit mengudara.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, mengkritik keras keterlambatan nan dialami jemaah haji golongan terbang (Kloter) 23 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 23). Pesawat nan ditumpangi jemaah haji asal Jawa Barat itu tidak hanya delay hingga 19 jam, tapi juga sempat mendarat di India lantaran hambatan teknis.
Dia pun meminta pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) memberikan teguran keras dan hukuman terhadap maskapai nan melanggar komitmen kerja sama dalam pelayanan penerbangan haji.
Delay 19 Jam dan Transit di India
Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina mengkritik keterlambatan jemaah haji sampai 19 jam. Selly meminta ada peringatan tegas dan balasan bagi maskapai nan melanggar ketentuan.
"JKS 23 dari Jawa Barat mereka mengalami keterlambatan, terlambatnya bukan 1-2 jam, tapi mereka sudah terbang, kemudian mereka ditransitkan di India lantaran ada technical machine, kemudian setelah naik lagi, mereka juga transit lagi, kedua kalinya, maka ini menjadi catatan nih buat kami kepada maskapai-maskapai," kata Selly pada rapat Komisi VIII DPR, dikutip Selasa (20/5/2025).
Selly menyoroti banyaknya jamaah lansia nan pasti kesulitan lantaran lama menunggu. "Setiap keterlambatan di atas dua jam kudu diberikan kompensasi makan, ini nyaris sampai dengan 19 jam dan nan kita pikirkan adalah lansia gimana dengan mereka ini menjadi catatan saya," katanya.
Respons Kemenag
Menjawab perihal tersebut, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief mengakui pihaknya sudah menegur maskapai nan melakukan transit di Banglore, India, kemudian transit lagi di Dammam.
"Kami sudah tegur, Bu, di satu maskapai katanya ada masalah. Dia sempat mendarat di India di Banglore, ya, di Bangalore naik lagi rupanya mendarat lagi di Dammam, baru kemudian ke Madinah ya. Mereka sudah mengirimkan pernyataan resmi dan tim kami kelak bakal mengakumulasikan beberapa perihal nan dianggap menyimpang itu," ujar Latief.
Selly meminta penjelasan apakah betul pesawat transit di Dammam lantaran pergantian kru. Jika betul demikian, dia menyebut argumen itu tidak bisa diterima, karena mengorbankan nasib para jemaah.
"Dia transit lagi hanya gara-gara tukar kru, itu harusnya jangan mengorbankan jemaah, hanya untuk mengganti kru. Nah, ini kudu ada punishment juga nih buat Saudi (Saudia Airlines)," tegas Selly.
Kembali Mendarat Setelah 40 Menit Terbang
Pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut jemaah haji kloter KNO 14 kembali ke airport keberangkatan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu, 18 Mei 2025. Pesawat itu telah terbang sekitar 40 menit setelah lepas landas.
Kepala Bidang Angkutan Udara dan Kelayakan Udara Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Muhammar Mukhtar, mengatakan, "Diputuskan RTB (kembali ke airport keberangkatan) oleh pilotnya lantaran ada flap door untuk ruang avionics itu menyala (lampunya)," mengutip Antara, Senin (19/5/2025).
Pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA 3114 nan membawa 358 jemaah haji itu lepas landas pertama kali di Bandara Kualanamu Deli Serdang pukul 08.15 WIB. Setelah pesawat mendarat kembali sekitar pukul 08.55 WIB, para teknisi maskapai segera mengecek kondisi pesawat.
"Setelah dicek memang agak sedikit lenggang dan sudah ditutup kembali flap door-nya," kata Muhammar.
Ia menjelaskan, pintu ruang avionics terdapat di bagian bawah pesawat jenis Airbus A330. "Mungkin lantaran angin alias apa itu. nan namanya pesawat itu sangat sensitif," sambung dia.
Jemaah Menunggu di Dalam Pesawat
General Manager PT Garuda Indonesia Wilayah Medan I Wayan Gilang Aditya Subawa mengaku keputusan RTB diambil awak pesawat sebagai langkah preventif. Hal ini setelah pilot in command mendapati salah satu komponen penunjang pesawat memerlukan pemeriksaan teknis lanjutan.
"Setibanya kembali di Bandara Kualanamu, pengecekan (pesawat) dilakukan oleh tim terkait, termasuk perbaikan pada komponen penunjang pesawat," kata Gilang.
Bahan bakar pesawat diisi ulang dan inspeksi kondisi pesawat dilakukan secara menyeluruh sebelum kembali diberangkatkan. Selama proses berlangsung, seluruh jemaah haji asal Sumatera Utara tetap berada di dalam kabin.
"Layanan tambahan diberikan untuk menjaga kenyamanan jemaah selama menunggu," ujarnya.
Pesawat tersebut akhirnya kembali mengudara pukul 10.46 WIB dari Bandara Kualanamu. Pesawat mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah pada Minggu, 18 Mei 2025, pukul 15.08 waktu Arab Saudi (WAS).
Rombongan nan keluar melalui Gate D segera diarahkan menuju paviliun D2 untuk menunggu diangkut bus menuju Makkah.