10 Kota Di Ri Yang Warganya Kecanduan Gorengan, Bikin Ri Rugi Rp 60 T

Sedang Trending 7 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Gorengan menjadi hidangan nan sangat digemari oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Apalagi di bulan Ramadan, gorengan menjadi hidangan nan banyak diincar untuk santapan buka puasa.

Gorengan, makanan dengan tekstur renyah, gurih, serta harganya terjangkau membikin makanan ini selalu menggoda untuk disantap orang Indonesia.

Dari Sabang sampai Merauke, gorengan telah menjadi jajanan unik nan melekat dalam kehidupan masyarakat. Mulai dari tahu isi, bakwan, tempe mendoan, sampai pisang goreng.

Gorengan datang dalam beragam corak dan rasa nan menggugah selera. Harganya nan murah, mudah didapat, dan rasanya nan gurih serta renyah membikin gorengan selalu menjadi pilihan favorit banyak orang.

Tidak hanya sekadar camilan, gorengan juga mempunyai makna tersendiri dalam budaya kuliner Indonesia.

Selain di bulan Ramadan, gorengan kerap kali disantap pada pagi dan sore hari. Di pagi hari, banyak orang menikmati gorengan sebagai kawan minum teh alias kopi.

Sementara di sore hari, gorengan sering menjadi kawan ngobrol santuy berbareng family alias sahabat. Di beragam acara, dari acara hingga rapat kantor, gorengan nyaris selalu ada sebagai hidangan pendamping.

Menurut info Badan Pusat Statistik (BPS), kabupaten Batang menjadi satu wilayah nan paling kecanduan makan gorengan, rata-rata sampai 5,68 gorengan dalam seminggu.

Posisi kedua ditempati Indramayu dengan jumlah rata-rata konsumsi gorengan per minggu sampai 5,20, sementara paling buncit di posisi ke-10 ada Brebes sebanyak 4,62 gorengan per kapita seminggu.

Berikut rincian 10 kabupaten/kota nan paling kecanduan makan gorengan sepanjang 2024 :

  1. Batang (5,69%)
  2. Indramayu (5,2%)
  3. Kota Pekalongan (5,11%)
  4. Pemalang (5,01%)
  5. Pekalongan (4,95%)
  6. Majalengka (4,94%)
  7. Nagan Raya (4,92%)
  8. Bener Meriah (4,84%)
  9. Padang Lawas (4,84%)
  10. Brebes (4,62%)

Meski menjadi jajanan nan digemari, konsumsi gorengan tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan.

Mengonsumsi gorengan secara berlebihan dapat meningkatkan akibat beragam masalah kesehatan. Minyak nan digunakan untuk menggoreng, terutama nan dipakai berulang kali, dapat menghasilkan lemak trans nan rawan bagi tubuh.

Lemak ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), nan pada akhirnya berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Selain itu, gorengan juga mengandung kalori tinggi nan dapat memicu obesitas jika dikonsumsi tanpa kontrol.

Tidak hanya itu, minyak berlebih dalam gorengan juga bisa memperlambat sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan seperti masam lambung naik serta perut terasa tidak nyaman

Sebagai catatan saja, penyakit jantung padai 2024 dapat menimbulkan beban ekonomi sampai Rp 67,34 triliun. Angka ini berasal dari proyeksi total klaim BPJS Kesehatan untuk jantung Rp 38,96 triliun sampai akhir 2024 dan perkiraan produktivitas penduduk nan lenyap lantaran kudu dirawat akibat penyakit jantung senilai Rp 28,38 triliun.


(emb/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prospek Bisnis Parfum di Tengah Bayang-Bayang Deflasi

Next Article Kamu Doyan Makan Gorengan? Begini Cara biar Kolesterolnya nggak Nanjak

Selengkapnya