Zelensky Kabulkan Permintaan Trump, As Dapat Akses Ke Harta Karun Ukraina

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Amerika Serikat (AS) dan Ukraina menyepakati perjanjian kemitraan nan memberikan Washington akses mengelola mineral logam tanah jarang alias rare earth dari Kyiv. Adapun upaya mendapat akses pengelolaan rame earth sebelumnya telah diupayakan sejak Presiden AS Donald Trump kembali memimpin pemerintahan Negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip dari CNN, kesepakatan ini tercapai negosiasi sengit selama berminggu-minggu antara AS dan Ukraina. Namun akhirnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberi restu Trump untuk mengakses komoditas tersebut.

Trump mengatakan, perjanjian tersebut tercapai dalam pertemuannya berbareng Zelensky di akhir pekan, di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus. Trump mengatakan, pertemuan itu menghasilkan negosiasi nan sangat baik. Trump mengatakan, kesepakatan itu untuk melindungi kontribusi Washington terhadap upaya perang Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami membikin kesepakatan hari ini di mana kami mendapatkan, Anda tahu, jauh lebih banyak secara teori, daripada US$ 350 miliar, tetapi saya mau dilindungi. Saya tidak mau berada di luar sana dan terlihat bodoh," kata Trump dikutip dari CNN, Kamis (1/5/2025).

Adapun total kontribusi aktual nan diberikan AS ke Ukraina mendekati US$ 123 miliar sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022. Departemen Keuangan AS sebelumnya mengumumkan, kedua negara menandatangani perjanjian untuk mengakses rare earth.

"Seperti nan telah dikatakan Presiden, Amerika Serikat berkomitmen untuk membantu memfasilitasi berakhirnya perang nan sadis dan tidak masuk logika ini," kata Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

"Perjanjian ini memberi sinyal jelas kepada Rusia bahwa Pemerintahan Trump berkomitmen pada proses perdamaian nan berpusat pada Ukraina nan bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang. Dan perlu diperjelas, tidak ada negara alias orang nan membiayai alias memasok mesin perang Rusia nan bakal diizinkan untuk mendapatkan untung dari rekonstruksi Ukraina," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Ekonomi Ukraina Yulia Svyrydenko nan menandatangani perjanjian tersebut di AS mengatakan, kepemilikan dan kendali penuh akses rare earth tetap berada di tangan Ukraina.

"Semua sumber daya di wilayah kami dan di perairan teritorial adalah milik Ukraina. Negara Ukraina-lah nan menentukan apa dan di mana bakal diekstraksi. Tanah di bawah permukaan tetap menjadi milik Ukraina - perihal ini ditetapkan dengan jelas dalam Perjanjian," ungkapnya.

Untuk diketahui, Akses sumber daya alam ini diajukan sebagai hadiah support militer nan diberikan AS kepada Ukraina. Namun begitu, sebelumnya Zelensky tidak menyetujui permintaan tersebut lantaran dianggap membebani negaranya. Ukraina sendiri tercatat mempunyai persediaan mineral krusial sangat besar, nan dipakai untuk industri dirgantara, pertahanan dan nuklir.

Presiden AS Donald Trump, dikabarkan mempunyai kesukaan untuk mengakses sumber daya mineral Ukraina sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada China. Namun begitu, Zelensky secara tegas mengatakan, segala corak pemanfaatan kudu sesuai dengan agunan keamanan bagi Ukraina menekan agresi Rusia.

"Ikatan ekonomi nan mengikat dengan Amerika Serikat bakal menjadi agunan terbaik terhadap agresi di masa mendatang dan bagian integral dari perdamaian abadi," cetus jubir White House National Security Council, Brian Hughes, dikutip dari detikInet, Jumat (21/2/2025).

Melalui proposal itu, AS kemungkinan mempunyai sumber daya alam senilai US$ 500 miliar di Ukraina, termasuk minyak dan gas. Sementara laporan Reuters mengatakan, AS mengusulkan untuk mengambil alih kepemilikan 50% mineral krusial Ukraina.

(rrd/rrd)

Selengkapnya