Warga Ri Makin Ogah Beli Hp Mahal, Buktinya Ada Di Mal Dan Itc

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Warga Indonesia rupanya sekarang jarang nan membeli HP flagship. Setidaknya itu nan detikai.com temukan saat penelusuran pasar smartphone di Mal Ambasador, Jakarta Selatan.

Berdasarkan wawancara detikai.com dengan pramuniaga di beberapa gerai, mereka menyebut HP segmen flagship jarang dilirik konsumen. Masih ada nan membelinya, tapi jumlahnya tak sebanyak segmen mid-range dan entry-level.

"Flagship ada juga sih, tapi jarang [yang beli]. Kuantitasnya dibanding dengan middle dan lowprice, tetap banyakan middle yaa," ujar pramuniaga di salah satu gerai nan kami temui, Rabu (12/3/2025).

Sementara itu pantauan kami di sejumlah gerai di Pusat Grosir Cililitan, tak banyak nan terlihat menyetok HP-HP mahal berkisar Rp 6-10 juta. Ditemukan lebih banyak toko nan memajang merek seperti Infinix nan dijual Rp 1-2 juta.

Seorang pedagang memang mengatakan tak banyak nan mencari model HP terlalu mahal. Begitu juga ponsel Rp 6 jutaan meski ada nan menjual tapi tak sebanyak dicari seperti merek di bawah Rp 3 jutaan.

Sejumlah toko nan kami kunjungi tak menyetok ponsel nan lebih mahal lantaran memandang pasar juga. Misalnya belum ada nan menyetok merek Honor di PGC.

Honor sendiri merilis dua ponselnya bulan lalu. X9C dijual Rp 5 jutaan dan Honor 200 Pro senilai Rp 9 jutaan.

"Kita juga mau nyetok tapi pangsanya enggak ada, kita enggak mau," ujar penjual tersebut.

HP Harga Rp 9 jutaan anjlok

Sejalan dengan nan kami temukan di pasar, IDC juga mengungkap laporan nan mengatakan penjualan HP untuk segmen nilai di atas US$600 (Rp9,8 jutaan) ambruk hingga 9,2% di Indonesia sepanjang 2024.

Laporan IDC menyebut larangan seri iPhone 16 di Tanah Air berkontribusi pada penurunan tersebut.

"Smartphone dengan nilai mahal di rentang US$600+ mengalami penurunan signifikan sebesar 9,2%, sebagian besar disebabkan pelarangan iPhone 16 di Q4 2024," tertera dalam laman resmi IDC.

Adapun segmen nan tumbuh paling besar adalah low-end dengan Transsion (Infinix, Itel, Tecno) memimpin dan merajai pasar HP sepanjang 2024.

Adapun segmen menengah (mid-range) juga tumbuh 24,9% YoY. Hanya segmen premium nan mengalami kemerosotan.

Salah satu visitor nan kami temui di Mal Ambasador mengatakan, ketika dia mencari HP salah satu nan menjadi pertimbangan adalah spesifikasi nan sesuai kebutuhan untuk apa. Misalnya dari segi kamera, ukuran alias sistem operasi seperti iOS dan Android.

Ia juga memikirkan berapa penyimpanan alias storage dari HP tersebut dan fitur apa saja nan ada di dalamnya

"Kalo spek tergantung, kalo kayak kemarin beli Samsung emang ngincer kamera dan experience," kata Anisa.

Selain itu dia kanal pembelian online alias offline sama-sama berkedudukan penting. Karena ketika mau membeli HP dia senang jika bisa memegang dan cek peralatan di toko secara langsung.

Sementara di online, biasanya lebih banyak promo seperti saat pre-order dan bisa pickup unit nya sendiri.

Selain itu konsiderasi beli online, agar tidak kena cross selling di toko. "Jadi udah pasti harganya segitu, gak tiba-tiba nambah Rp 500 ribu buat nan lain misalnya," ujar Anisa.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura

Next Article Oppo-Vivo Minggir, Raja HP Baru Dunia Bukan HP China

Selengkapnya