Beban Bisnis Internet Makin Berat, Insentif Komdigi Tak Jelas Kabarnya

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Sejak beberapa waktu lampau terdengar wacana pemberian insentif kepada para operator telekomunikasi. Sayang belum ada progress untuk rencana tersebut.

"Enggak ada progress ya sayangnya itu ya. Kalau itu dilakukan menurut saya bakal membantu banyak," kata Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo, Danny Buldansyah ditemui Kamis malam (14/3/2025).

Dia mengatakan usulan dari industri operator telekomunikasi mengenai insentif sudah lama disuarakan. Namun memang tidak ada kemajuan soal usulan tersebut.

Padahal insentif tersebut bakal sangat positif bagi industri. Mengingat biaya nan dikeluarkan para operator sangat banyak.

"Inisiatif memberikan insentif buat perusahaan telekomunikasi tentang PNBP itu nan digulirkan tahun lalu, menurut saya kudu diteruskan lagi," ucapnya.

Danny menjelaskan beberapa cost nan kudu dikeluarkan cukup banyak. Dari regulatory fee, USO, pajak, sejumlah izin dan operational cost.

"Kita kan bangun kabel juga. Kalau bangun kabel itu kan banyak banget izinnya. Retribusi wilayah dan lain-lain gitu. Selama ini tetap ada nan seperti itu sekarang," jelas Danny.

Pemerintah diketahui mau membikin internet murah seharga Rp 100-150 ribu untuk kecepatan 100 Mbps. Dia mengatakan objektifnya sudah bagus, tinggal gimana langkah melakukannya agar perihal tersebut bisa terjadi.

Dari industri sendiri, dia mengatakan bisa terjadi jika skala perusahaan nan melakukannya besar dan nilai gelombang bisa lebih murah perihal itu bisa diwujudkan.

"Supaya gimana penetrasi jaringan info itu ke masyarakat kan bisa lebih affordable," tuturnya.

Sebelumnya saat tetap menjadi Kementerian Komunikasi dan Informatika, pihak kementerian pernah mengungkapkan adanya kajian soal sistem insentif untuk operator seluler. Terkait apakah kudu ada kajian lain mengingat waktu nan sudah lama sejak kajian tersebut dilakukan, Danny mengatakan perlu menanyakan itu ke pihak pemerintah.

"Barangkali nan mesti ditanyakan ke Komdigi, ke pemerintah. Kalau industri sangat mengharapkan itu," jelasnya.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Wamen Komdigi Ungkap Masa Depan & Prospek AI di Indonesia

Next Article Trafik Telekomunikasi Diperkirakan Melejit Hingga 20% Saat Nataru

Selengkapnya