ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Warga Gaza hingga Israel menyambut dengan penuh suka cita kesepakatan gencatan senjata nan akhirnya tercapai.
Hamas dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata selama 42 hari mulai 19 Januari mendatang. Ada tiga fase dalam gencatan senjata itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak support kemanusiaan.
Fase kedua, bermaksud mengakhiri perang, termasuk pembebasan sandera laki-laki oleh Hamas sebagai tukar atas dibebaskannya sejumlah tahanan Palestina dan penjara Israel.
Fase ketiga, pemulangan jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera serta penerapan rencana rekonstruksi Gaza.
Ribuan penduduk Gaza menyambut baik kesepakatan ini. Mereka keluar ke jalan, berteriak-teriak gembira, dan berpelukan, menanti dimulainya gencatan senjata.
"Saya tidak percaya bahwa mimpi jelek lebih dari setahun ini akhirnya bakal segera berakhir. Kami kehilangan begitu banyak nyawa, kami telah kehilangan segalanya," kata penduduk Gaza City nan mengungsi di Kamp Nuseirat, Randa Sameeh (45), seperti dikutip AFP.
Sameeh mengatakan dirinya mau berjamu ke makam saudara-saudaranya setelah gencatan senjata bertindak efektif. Ia juga berencana memberikan penguburan layak kepada keluarganya.
"Kami menguburkan mereka di pemakaman Deir al Balah dengan tidak layak. Kami bakal membikin kuburan dan menuliskan nama mereka di nisan," ucapnya.
Dalam foto-foto AFP, segerombolan penduduk Gaza juga terlihat berkumpul dan menyanyi bersama. Beberapa orang tampak menabuh drum dan mengibarkan bendera Palestina.
Di Israel, family para sandera juga riang dan lega mendengar berita gencatan senjata.
Forum Sandera dan Keluarga Hilang, sebuah perkumpulan family nan sanak saudaranya lenyap alias disandera, menyatakan pihaknya lega luar biasa atas pencapaian ini.
"Kami mau mengucapkan terima kasih nan mendalam kepada Presiden terpilih AS Donald Trump, Presiden Joe Biden, pemerintahan, dan mediator internasional lantaran membikin perihal ini terwujud," demikian pernyataan mereka.
Mereka mengatakan gencatan senjata ini merupakan "langkah maju" nan bisa membawa para sandera kembali ke rumah.
"Namun, kekhawatiran dan kekhawatiran nan mendalam menyertai kami mengenai kemungkinan bahwa perjanjian itu mungkin tidak sepenuhnya dilaksanakan, dan sehingga membikin para sandera kembali terabaikan. Kami sangat menyerukan pengaturan sigap untuk memastikan semua fase kesepakatan dilaksanakan," demikian pernyataan forum tersebut.
(blq/bac)