ARTICLE AD BOX
tim | detikai.com
Senin, 28 Apr 2025 21:05 WIB

Jakarta, detikai.com --
Presiden Ukraina Vladimir Zelensky buka bunyi usai Presiden Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak tiga hari 8-11 Mei pada Senin (28/4).
Zelensky mengatakan Crimea kudu dikembalikan secara diplomatis. Ukraina, lanjut dia, siap membahas wilayah usai gencatan senjata penuh tercapai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gencatan senjata penuh tanpa syarat membuka kemungkinan untuk membahas segalanya," kata Zelensky ke awak media, dikutip Kyiv Independent.
Zelensky juga menyinggung usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai Crimea.
"Saya setuju dengan Presiden Trump bahwa Ukraina tak punya cukup senjata untuk mendapat kembali kendali atas Semenanjung Crimea dengan kekuatan senjata," ungkap dia.
Usulan terbaru Gedung Putih mengakhiri perang Rusia-Ukraina mencakup pengakuan de jure AS atas wilayah nan dikendalikan Rusia. Trump sempat mengatakan Crimea bakal tetap menjadi milik Rusia.
Di kesempatan itu, Zelensky meminta AS menekan Rusia menggunakan langkah diplomatik untuk mengakhiri pendudukan terlarangan di wilayah Ukraina.
"Tetapi bumi punya sanksi, peluang, tekanan ekonomi lain, tekanan diplomatik untuk membicarakan perihal ini, untuk membahas masalah teritorial," kata dia.
Zelensky menekankan Ukraina terbuka untuk membahas wilayah nan diduduki "hanya setelah gencatan senjata nan komplit dan tanpa syarat."
"Kami siap berbincang dalam format apa pun, kapan pun, tetapi hanya setelah ada sinyal nyata bahwa Rusia siap mengakhiri perang," kata Zelensky.
Pernyataan Zelensky muncul setelah Putin mengumumkan gencatan sepihak pada hari ini.
Melalui pernyataan, Kremlin menyatakan gencatan senjata ini berjalan bertepatan dengan peringatan Kemenangan Uni Soviet atas Jerman dalam Perang Dunia II.
"Rusia percaya bahwa pihak Ukraina kudu mengikuti contoh ini. Jika ada pelanggaran gencatan senjata dari pihak Ukraina, angkatan bersenjata Rusia bakal memberikan respons dan tanggapan nan efektif," bunyi pernyataan Kremlin seperti dikutip AFP pada Senin (28/4).
Rusia dan Ukraina bertempur sejak Februari 2022 usai Putin meluncurkan invasi ke negara tetangganya.
(rds)
[Gambas:Video CNN]