Warga Gaza Cemas Dibom Brutal Oleh Israel 3 Hari Jelang Gencatan

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Kamis, 16 Jan 2025 17:20 WIB

Jakarta, detikai.com --

Warga Palestina di Jalur Gaza sekarang dihantui kekhawatiran usai milisi Hamas dan Israel sepakat melakukan gencatan senjata pada 19 Januari mendatang.

Dilansir dari Al Jazeera, situasi di Gaza saat ini bercampur antara suka cita dan kekhawatiran.

Pasalnya, sejumlah orang senang lantaran Israel sejenak lagi bakal menghentikan serangan. Namun demikian, sejumlah orang lain resah bahwa Israel bakal memanfaatkan waktu-waktu terakhir untuk mengintensifkan serangan di Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat Palestina menyadari bahwa kesepakatan itu bakal bertindak pada hari Minggu mendatang. Artinya, kami tetap mempunyai 72 jam nan diduga bakal dipenuhi dengan serangan udara dan eskalasi," tulis wartawan Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum.

Menurut Azzoum, Israel apalagi telah melancarkan serangan sesaat setelah Qatar mengumumkan soal gencatan senjata.

Pada Kamis (16/1) awal hari, drone-drone dan jet tempur Israel menembus penghalang bunyi hingga menghasilkan ledakan sonik nan membikin takut semua orang.

Selama 24 jam terakhir, lebih dari 30 penduduk Palestina dinyatakan meninggal bumi dalam serangan udara di beberapa gedung tempat tinggal dan pertemuan sipil.

Warga Gaza beramai-ramai menyelamatkan diri dan menghindari berada di area terbuka nan rentan serangan.

"Semua orang mengatakan bahwa jam-jam kritis nan kami hadapi bakal dipenuhi dengan perkembangan signifikan nan apalagi dapat berakibat negatif bagi jalannya gencatan senjata," tulis Al Jazeera.

Gencatan senjata Hamas-Israel bakal mulai bertindak pada 19 Januari. Gencatan ini terbagi dalam tiga fase, di mana fase pertama berjalan selama 42 hari.

Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan hingga masuknya lebih banyak support kemanusiaan.

Fase kedua, ialah pembebasan sandera laki-laki oleh Hamas sebagai tukar atas dibebaskannya sejumlah tahanan Palestina dari penjara Israel. Fase ini bermaksud mengakhiri perang.

Pada fase ketiga, Hamas dan Israel kudu memulangkan jenazah maupun sisa-sisa tubuh sandera. Rencana rekonstruksi Gaza juga kudu diimplementasikan dalam tiga hingga lima tahun.

(blq/rds)

Selengkapnya