ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bakal mengecek produksi kelapa bulat lantaran harganya nan melambung tinggi. Harga kelapa sempat mencapai Rp 25.000/butir.
Sudaryono mengatakan pihaknya kudu mengecek produksi kelapa untuk memastikan nilai nan melambung tinggi ini dipengaruhi dari kesiapan stok alias bukan. Sudaryono menilai, pohon kelapa nan sudah berumur tua memang berpengaruh pada produksi.
"Saya kudu cek ya dari sisi produksi. Kalau (pohon) kelapanya sudah tua kan produksi mungkin saja (berpengaruh)," kata Sudaryono di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudaryono menjelaskan, Kementan konsentrasi pada bibit dan peremajaan pohon kelapa. Menurut dia, kelapa termasuk komoditas perkebunan nan mempunyai permintaan tinggi. Untuk itu, pihaknya terus menggenjot dari sisi produksi.
"Yang jelas konsentrasi kami adalah di bibit dan menanam kelapa dan kelapanya tumbuh tinggi. Kalau memang demand-nya tinggi, kita kudu tanam lebih banyak jika itu, tanggung jawab kami di pertanian itu. Ini peremajaan kelapa menjadi salah satu program nan prioritas di Kementan," terang Sudaryono.
Sebelumnya, pantauan detikaicom pada Jumat, (11/4) lalu, nilai kelapa bulat alias parut melonjak signifikan. Salah seorang penjual kelapa parut di Pasar Rawa Bebek, Usin, mengatakan nilai satu butir kelapa bisa mencapai Rp 25.000.
Padahal saat kondisi normal, kelapa parut dijual dengan nilai Rp 10.000-15.000 per butir. Artinya, untuk kelapa ukuran kecil, nilai mengalami kenaikan dua kali lipat.
"Sekarang Rp 20.000-25.000, tergantung ukurannya, jika nan mini ya Rp 20.000, jika nan gede Rp 25.000. Kalau lagi normal nan gede paling Rp 15.000, nan mini Rp 10.000," kata Usin saat ditemui detikaicom di lokasi, Jumat (11/4/2025).
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menerangkan salah satu penyebab nilai kelapa melambung tinggi lantaran permintaan ekspor nan tinggi. Pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat tanam sehingga produksi kelapa dalam negeri meningkat.
"Kita mau baru mau tanam lagi. Kita percepat tanam, kita rehat, dan seterusnya. Sudah diperintahkan bapak presiden. Kita rencana memproduksi lagi lantaran demand-nya meningkat," terang Amran saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
(rea/ara)