Wamensos: Masyarakat Terlalu Nyaman Dapat Bansos, Enggan Tingkatkan Diri

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengungkapkan kekhawatiran terhadap pola pikir sebagian masyarakat penerima support sosial (bansos). Menurutnya, banyak penduduk nan terlalu nyaman menerima bansos, hingga enggan berupaya untuk meningkatkan keahlian dan kondisi ekonominya secara mandiri.

“Ini ada problem mindset nan belum clear. Masyarakat merasa nyaman menerima bansos dan condong enggan untuk meng-graduasi diri,” ujar Agus dalam obrolan berbareng Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Agus menyebut, kejadian ini menjadi tantangan besar dalam program pemberdayaan sosial nan digagas pemerintah. Meski bansos berkarakter sementara dan ditujukan sebagai jaring pengaman sosial, banyak penduduk justru menganggapnya sebagai solusi jangka panjang.

“Saya dan Pak Menteri (Saifullah Yusuf) nyaris setiap minggu turun ke lapangan, menyosialisasikan pentingnya keluar dari area nyaman support sosial. Kita sorong agar masyarakat mau memberdayakan diri,” kata Agus.

Dia menegaskan bahwa support sosial tidak boleh menjadi kebiasaan, melainkan kudu menjadi batu loncatan untuk menuju kemandirian.

Komunikasi Jadi Kunci

Wamensos juga membujuk Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) untuk aktif bekerja-sama dalam mengubah pola pikir masyarakat. Menurutnya, aspek komunikasi publik sangat krusial agar pesan pemberdayaan betul-betul sampai ke akar rumput.

“Permasalahan pemberdayaan bukan hanya soal intervensi program, tapi juga gimana kita bisa menyentuh mindset masyarakat. Karena itu, kami minta PCO bisa ikut membantu menyampaikan pesan ini ke seluruh lapisan,” tegasnya.

Pemerintah Dorong Lepas dari Bansos

Pemerintah saat ini tengah menggiatkan program graduasi bansos, ialah proses mendorong penerima support agar bisa keluar dari ketergantungan dan menjadi berdikari secara ekonomi. Program ini mengedepankan pendekatan training keterampilan, pemberian modal usaha, dan pendampingan berkelanjutan.

“Bantuan sosial itu penting, tapi jauh lebih krusial adalah gimana masyarakat punya semangat untuk hidup lebih baik dan tidak terus bergantung,” tutup Agus.

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka

Tim News, Nila Chrisna YulikaTim Redaksi

Selengkapnya