Wamenperin Ingatkan Oknum Ormas Tak Minta-minta Thr Ke Pabrik!

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, buka bunyi soal oknum organisasi masyarakat (Ormas) nan meminta tunjangan hari raya (THR) ke perusahaan-perusahaan pada bulan Ramadan. Isu ini viral di media sosial dan menjadi perbincangan warganet.

Faisol meminta kesadaran para Ormas untuk mendapatkan sesuatu dengan proses nan betul dan tidak meminta-minta kepada perusahaan. Ia mengingatkan bahwa perusahaan punya peran besar terhadap perekonomian nasional.

"Kita minta kesadaran para Ormas, jangan pikirkan rencana sesaat untuk mendapatkan sesuatu, tapi lakukan dengan betul melalui proses nan benar, jangan meminta-minta kepada perusahaan. Kita ingat bahwa perusahaan itu mempunyai akibat besar buat perekonomian nasional," katanya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (15/3/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perusahaan-perusahaan ini bakal menjadi ujung tombak, perusahaan-perusahaan inilah nan melipatgandakan, memberikan multiplier pengaruh kepada perekonomian nasional. Mereka nan bekerja di perusahaan-perusahaan ini kembali ke keluarga, membawa penghasilan bulanan memberikan penghidupan pada keluarga," sambung Faisol.

Jika oknum Ormas memaksa perusahaan untuk memberikan iuran dengan nominal nan besar, perihal itu jelas bakal membikin penanammodal merasa tidak nyaman. Pada ujungnya masyarakat dan negaralah nan bakal merasakan akibat negatif.

"Kalau oknum dari Ormas memaksa perusahaan-perusahaan ini untuk menarik iuran, menarik sumbangan nan tidak kira-kira nan menyebabkan industri alias penanammodal merasa tidak nyaman bakal merugikan kita semua. Bukan hanya merugikan masyarakat sekitar, perusahaan, merugikan kita semua, merugikan bangsa ini, merugikan perekonomian," tegasnya.

Oleh lantaran itu dia mengingatkan bahwa banyak langkah nan dapat dilakukan untuk mendapat timbal kembali dari suatu perusahaan. Misalnya bekerja sama dengan perusahaan untuk dipekerjakan di pabrik mereka.

"Jadi ini cara-cara nan sebenarnya tidak kita harapkan cara-cara nan sebenarnya merugikan kita (meminta iuran). Ubah langkah itu dulu, kita tahu kita sama-sama punya kebutuhan, mari masuk menjadi tenaga kerja di perusahaan," tutupnya.

(ily/eds)

Selengkapnya