Virus Hmpv Sudah Masuk Ri, Ini Bedanya Dengan Covid-19 Dan Influenza

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Telly Purnamasari Agus menyampaikan, virus HMPV termasuk dalam family Paramyxoviridae dan genus Metapneumovirus. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 2001, berasal dari sampel pasien nan mengalami jangkitan pada saluran pernapasan.

"Virus HMPV mempunyai indikasi nan mirip dengan virus influenza nan berasal dari genus Influenzavirus dan Covid-19 nan berasal dari genus Betacoronavirus," ungkap Telly dalam keterangannya, Sabtu (18/1/2025).

Telly menjelaskan, indikasi awal pada HMPV sering ditandai dengan batuk, pilek, hidung tersumbat, demam ringan, kadang disertai sesak napas/napas bersuara terutama pada anak dan bayi nan dapat bersambung menjadi bronkiolitis alias pneumonia.

Pada influenza juga mempunyai indikasi nan sama disertai nyeri otot, namun sifat demam umumnya lebih tinggi disertai indikasi kelelahan nan lebih berat dibandingkan HMPV. Sedangkan pada Covid-19, indikasi unik nan tidak ditemui pada HMPV dan influenza adalah anosmia (hilang keahlian untuk mencium bau), sering disertai sesak nafas pada lansia.

Penularan virus HMPV dapat terjadi melalui droplet saat orang nan terinfeksi batuk, bersin, alias berbicara. Penularan dapat juga terjadi dengan langkah kontak langsung alias melalui kontaminasi permukaan.

"Jika seseorang menyentuh permukaan nan terkontaminasi seperti pegangan pintu, meja, alias barang lain nan terkontaminasi, maka penularan dapat terjadi jika orang tersebut menyentuh mata, hidung, alias mulut," tutur Telly.

Lebih lanjut Telly menguraikan, HMPV merupakan virus RNA berantai tunggal nan mempunyai struktur heliks, berbentuk seperti bola dan dilapisi oleh membran lipid nan mengandung protein-protein krusial untuk jangkitan dan pengikat sel target.

HMPV dibagi dalam 2 subtipe, ialah subtipe A dan B, nan masing-masing subtipe tersebut mempunyai beberapa subgrup dengan karakter nan berbeda. Subtipe A terdiri dari subgrup A1 dan A2, nan dapat menyebabkan jangkitan saluran nafas nan lebih berat dan sering dikaitkan dengan kejadian pandemi dibandingkan subtipe B.

Sedangkan subtipe B terdiri dari subgrup B1 dan B2, condong menyebabkan jangkitan nan lebih ringan dan mempunyai prevalensi nan lebih tinggi di musim tertentu.

Menurut Telly, penelitian mengenai genetik virus HMPV untuk mengetahui karakter virus HMPV nan beredar di Indonesia perlu dilakukan, seperti subtipe A alias B, alias ada mutasi genetik virus tersebut.

"Pengembangan tes diagnostik sigap untuk mendeteksi HMPV juga diperlukan, terutama di wilayah dengan akomodasi kesehatan terbatas. Selain itu, diperlukan penelitian klinis untuk mengetahui aspek risiko, keparahan penyakit dan komplikasi, tatalaksana pengobatan dan pengembangan vaksin sebagai upaya mengurangi akibat penyakit nan disebabkan HMPV," terang Telly.

Telly menyebut, belum ada vaksinasi unik untuk mencegah HMPV. Namun, beberapa upaya pencegahan efektif dapat dilakukan, seperti menjaga kebersihan tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

"Upaya pencegahan tersebut memerlukan kerja sama seluruh lapisan masyarakat serta pentingnya edukasi masyarakat untuk penerapan pencegahan HMPV di Indonesia. Kolaborasi penelitian dapat dilakukan dengan organisasi internasional seperti WHO dan CDC, untuk mengetahui tren dunia mengenai HMPV, serta sebagai upaya mitigasi penyebaran dan akibat penyakit lintas negara," pungkasnya.


(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perjalanan Shin Tae Yong Bersama Timnas Indonesia

Selengkapnya