ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com- Isu perang jual beli Amerika Serikat dengan sejumlah negara besar bumi di era Trump Jilid II tetap menghantui pergerakan Pasar finansial global. Selain itu berlanjutnya era suku kembang tinggi dan ketegangan geopolitik Timur Tengah tetap menjadi sentimen nan menjadi konsentrasi perhatian penanammodal global.
Di pasar finansial dalam negeri, Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management, Genta Wira Anjalu menyebut penanammodal juga terus mewaspadai arah kebijakan suku kembang Bank Indonesia hingga posisi nilai tukar Rupiah.
Genta Wira menilai langkah BI memangkas BI Rate menjadi 5,75% di RDG BI Januari 2025 sebagai langkah tepat lantaran dilakukan saat Dolar indeks melemah sehingga efeknya ke Rupiah tidak terlalu besar.
Dalam jangka pendek, pasar finansial bakal bergerak lebih stabil seiring dengan kebijakan Trump nan lebih 'hawkish' dibanding proyeksi. Selain itu upaya Trump menekan inflasi di proyeksi bakal bersambung ditopang oleh upaya AS mengerek produksi minyak dan gas sehingga diharapkan bisa mendorong pemangkasan suku kembang The Fed nan bakal diikuti oleh BI.
Seperti apa analisa pergerakan pasar di era perang jual beli Trump jilid II? Selengkapnya simak perbincangan Anneke Wijaya dengan Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management, Genta Wira Anjalu dalam Power Lunch,CNBCIndonesia (Rabu, 05/02/2025)