ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com- Mananging Director for Rohde & Schwarz For Indonesia, Muhammad Arif menyebut mengambil teknologi jaringan 5G krusial penting sebagai nan menawarkan kecepatan nan lebih baik dan penurunan latensi jaringan sangat krusial dalam menopang pertumbuhan bumi industri.
Pemanfaatan teknologi 5G nan bakal dikembangkan menjadi teknologi 6G sudah semakin krusial di tengah pesatnya Adopsi kepintaran buatan alias artificial intelligence (AI) bagi industri.
Pemanfaatan 5G di tengah mengambil AI bakal mendorong integrasi antara teknologi sensor/deteksi dan telekomunikasi alias biasa disebut integrated sensing and communication (ISAC). Dimana 'experience' nan didapat lewat AI jika diintegrasikan dengan hubungan sigap dari teknologi 5G bakal menghasilkan jasa nan semakin baik, sigap dan berkelanjutan.
Implementasi teknologi 5G memberikan manfaatkan nan besar bagi masyarakat meski saat ini prasarana jaringan untuk teknologi 5G tetap 5G Non-Standalone (NSA) dimana jaringan 5G tetap didukung oleh prasarana 4G. Oleh lantaran itu diperlukan penguatan sistem prasarana nan advance baik lewat fiber optik maupun lewat Base Transceiver Station (BTS).
Selain itu juga Diperlukan investasi jumbo untuk mengembangkan teknologi 5G hingga 6G, diperkirakan butuh pendanaan besar. Di tengah keterbatasan investasi dan pengembangan prasarana telekomunikasi RI, mengambil teknologi 6G di Indonesia diproyeksi baru bisa dilaksanakan secara komersil pad atahun 2030.
Seperti apa upaya pengembangan mengambil teknologi 5G hingga 6G di tengah meningkatnya mengambil AI? Selengkapnya simak perbincangan Safrina Nasution dengan Direktur PT Synnex Metrodata Indonesia, Lie Heng dalam Profit, detikai.com (Selasa, 21/01/2025)