ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com- Pasar finansial tetap dipenuhi ketidakpastian seiring dengan memanasnya perang jual beli nan digaungkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Imbasnya, IHSG dan Rupiah terus bergerak volatil sejak pengumuman kenaikan tarif impor Amerika Serikat.
Head of Indonesia Research & Strategy J.P Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo menilai volatilitas pasar tetap bakal cukup besar dengan adanya tarif impor baru AS.
Saat ini pasar mencermati akibat tarif impor AS bagi Indonesia. Dimana total ekspor RI ke AS hanya berkisar 2% terhadap PDB sehingga akibat langsungnya cukup mini namun demikian ada akibat lanjutan dari ekspansi perang jual beli ini nan bisa menakut-nakuti Indonesia.
Saat perang jual beli bersambung maka potensi resesi dunia bakal semakin besar sehingga pertumbuhan ekonomi dan investasi bakal mengalami tekanan termasuk bagi Indonesia. JP Morgan memproyeksi ada potensi resesi AS di 2025 mencapai 40-60% dan ada prospek bank sentral AS, The Fed untuk memangkas suku bunga.
Seperti apa akibat perang jual beli ke ekonomi dan pasar modal RI? Selengkapnya simak perbincangan Anneke Wijaya dengan Head of Indonesia Research & Strategy J.P Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dalam Power Lunch, detikai.com (Jum'at, 11/04/2025)