Usung Genre Imajinasi Nusantara, Denny Ja Buat Lukisan Perdamaian Dunia

Sedang Trending 8 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Di tengah memuncaknya bentrok dunia seperti memanasnya perang Israel–Iran, serangan udara Amerika Serikat ke wilayah Iran, dan derita kemanusiaan nan terus menganga di Jalur Gaza, seniman Indonesia Denny JA menghadirkan sebuah narasi tanding nan tak berasal dari senjata, melainkan dari seni.

Melalui serial lukisan berjudul The Deal of Century, Denny JA menyuarakan angan perdamaian global. “Lukisan ini sekaligus angan agar khayalan perdamaian tercipta,” ujar Denny JA dalam keterangannya.

Tak sekadar karya seni, lukisan ini juga menandai lahirnya sebuah aliran baru dalam seni rupa: Imajinasi Nusantara.

Dalam The Deal of Century, empat tokoh bumi tergambar berdiri berdampingan: mantan Presiden AS Donald Trump, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Mereka dilukiskan dalam bebatan batik Nusantara, berdiri di bawah langit simbolis dengan burung merpati pembawa ranting oliva dan jet tempur nan tak bersuara di udara.

Di latar belakang, terlihat bola bumi dan mikrofon perdamaian, melambangkan kesepakatan imajiner nan disepakati bersama: berdirinya dua negara berdaulat—Israel dan Palestina—yang hidup berdampingan secara damai. Dalam narasi visual tersebut, keempat tokoh bumi menandatangani perjanjian berhistoris dan menerima Nobel Perdamaian.

Denny JA nan juga Pendiri Lembaga Survei LSI itu menyebut lukisan ini sebagai “mimpi nan dilukiskan”, sebuah penggambaran tentang kemungkinan bumi nan lebih damai, meskipun tetap sebatas imajinasi.

Mengenal Genre Imajinasi Nusantara

Jika dalam bumi sastra Denny JA dikenal sebagai pencetus puisi esai, maka dalam seni rupa dia sekarang memperkenalkan aliran Imajinasi Nusantara. Genre ini, menurutnya, merupakan sintesis dari realisme tubuh, surealisme lingkungan, dan akar budaya lokal Indonesia.

Tiga unsur utama menjadi pilar aliran ini: pertama, batik sebagai simbol budaya Nusantara, dikenakan oleh tokoh-tokoh bumi dalam lukisan. Batik tak hanya dekoratif, tapi juga membawa makna spiritual dan identitas lokal.

Kedua, penggambaran figur manusia nan realistis, dengan ekspresi wajah nan kuat, anatomi tubuh nan utuh, dan penyampaian emosi nan mendalam. Ketiga, latar belakang nan surealis dan simbolik, mencakup langit imajinatif, awan bermakna, kabut penuh harapan, dan benda-benda melayang sebagai manifestasi spiritualitas.

Berbeda dari aliran realisme murni alias surrealisme bebas, Imajinasi Nusantara menjadi perpaduan nan unik. Dari Indonesia, aliran ini mencoba bersuara di panggung global, menggabungkan lokalitas dan universalitas dalam satu bingkai seni.

Selengkapnya