Usai Phk Karyawan Dan Tutup Gerai, Begini Kinerja Matahari Dan Ramayana

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com — Kinerja dua emiten "raja ritel" PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) mulai bangkit usai melakukan beragam efisiensi. Sejak pandemi Covid-19, kedua emiten peritel tersebut telah melakukan pengurangan tenaga kerja dan penutupan belasan gerai milik masing-masing.

Mengutip laporan finansial tahun 2024 LPPF, penjualan peralatan dagangan tercatat sebesar Rp12,30 triliun, turun tipis 1,95% secara tahunan alias year on year (yoy) dari setahun sebelumnya Rp12,55 triliun.

Bila dirinci, semua lini penjualan pun mengalami penurunan, seperti penjualan eceran-gerai menurun 1,85% yoy menjadi Rp3,66 triliun dan penjualan konsinyasi menurun 2% yoy menjadi Rp8,64 triliun. Bahkan pendapatan Matahari Rewards dari langganan member tercatat sebesar Rp0,0.

Akan tetapi penurunan pendapatan tersebut juga diiring dengan beban penjualan konsinyasi dan beban pokok pendapatan yang menyusut, masing-masing menjadi Rp 5,90 triliun dan Rp 2,13 triliun. Beban upaya juga dapat ditekan menjadi Rp2,97 triliun dan beban lain-lain juga turun menjadi Rp 262,9 miliar.

Alhasil, untung nan dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk LPPF sebesar Rp 827,7 miliar, naik 22,54% yoy pada tahun 2024.

Perusahaan menjelaskan telah menutup sebanyak 13 gerai nan berkinerja jelek sepanjang tahun 2024.

"Penutupan ini memungkinkan realokasi sumber daya ke lokasi-lokasi nan berkinerja lebih tinggi dan optimasi operasi," kata manajemen LPPF dalam laporan keuangannya, dikutip Rabu (9/4/2025).

Sementara itu, RALS juga mulai bangkit, dengan total pendapatan naik tipis 0,58% yoy menjadi sebesar Rp 2,76 triliun pada tahun 2024, dari setahun sebelumnya Rp 2,74 triliun.

Merinci laporan keuangan, terjadi penurunan tipis 0,04% yoy pada penjualan peralatan beli putus menjadi Rp 2,05 triliun pada tahun 2024. Komisi penjualan konsinyasi naik 2,47% yoy menjadi Rp 702,27 miliar.

Seiring dengan kenaikan penjualan tersebut, beban pokok penjualan peralatan beli putus tercatat sebesar Rp 1,36 triliun, naik 1,1% yoy. Beban penjualan turun menjadi Rp 111,10 miliar, sementara beban umum dan manajemen naik menjadi Rp1,10 triliun.

Maka, untung tahun melangkah RALS tercatat naik 4,55% yoy menjadi Rp314,05 miliar pada tahun 2024.

Pada akhir 2024, RALS tercatat telah menutup 6 gerai Ramayana. Dengan demikian, total gerai nan dioperasikan perusahaan sebesar 95, nan terdiri dari 90 gerai Ramayana, 3 gerai Robinson, dan 3 gerai Cahaya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Terus Melemah, Sentuh Rp16.900 per Dolar AS

Next Article Video: Hidup Warga RI "Makin Berat", Bisnis Indofood-Matahari Terancam

Selengkapnya