Tunggu Inpres Prabowo, Kopdes Merah Putih Butuh Modal Hingga Rp 5 Miliar

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan buka bunyi soal Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Menurut laki-laki nan biasa disapa Zulhas itu, Presiden Prabowo Subianto sudah memerintahkan penyelesaian pembentukan Kopdes Merah Putih.

Menurut Zulhas, Kopdes Merah Putih tinggal menunggu terbitnya Instruksi Presiden (Inpres), nan saat ini sedang dibahas dan targetnya terbit Juli.

"Kalau kita sudah ada perintah dari Bapak Presiden, segera. Kemarin saya diingatkan lagi untuk Kopdes. Koperasi Desa Merah Putih, ialah 70 ribu. Tinggal menunggu Inpres. Juni-Juli mudah-mudahan selesai, langsung jalan," ujar Zulhas saat open house di kediamannya, Senin (31/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulhas juga menjelaskan skema pembiayaan dan sumber modal Kopdes Merah Putih sedang dalam pembahasan. Modal Kopdes Merah Putih diperkirakan antara Rp 3 miliar - Rp 5 miliar.

"Itu lagi kita matangkan, tapi nilainya kira-kira Rp 3 miliar- Rp 5 miliar. Tapi dari mana sumbernya, APBD, APBN, lagi kita matangkan. Juli sudah terbentuk (Inpres). Sekarang sudah mulai. Itu nan membangun kelak pemerintahan desa. Jadi, sekarang kita sudah mulai bentuk. Begitu Inpres jadi, langsung jalan," tambahnya.

Menurut catatan detikaicom, sebelumnya Zulhas berbareng kementerian/lembaga mengenai juga telah membentuk Satgas Kopdes Merah Putih. Pembentukam 70 ribu Kopdes Merah Putih rencananya bakal terlaksana enam bulan ke depan. Menurut Zulhas, Kopdes bakal menjadi putusan musyawarah desa dan pemerintah desa.

Zulhas menjelaskan Kopdes Merah Putih dapat berkontribusi untuk pengadaan pupuk, penyerapan gabah, hingga menyerap hasil-hasil pertanian dan perikanan di desa.

"Juga bakal memotong rantai pasok sembako, kebutuhan-kebutuhan desa bisa langsung dari produsen, bisa sampai di koperasi. Sehingga koperasi ini kelak bisa menyuplai warung-warung nan ada desa, juga bisa menyuplai kebutuhan masyarakat. Sehingga bisa memotong middle man alias tengkulak-tengkulak. Pengadaan dari petani ke Bulog, gabah alias pupuk, ini dipotong ini tengkulak-tengkulak. Juga sebaliknya kelak hasil mereka langsung ke pusat-pusat alias ke bulog, begitu juga peralatan dari kota, produsen juga bisa masuk ke desa-desa," jelas Zulhas.

(hns/hns)

Selengkapnya