Trump Setop Sementara Seluruh Bantuan As Untuk Luar Negeri

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Selasa, 21 Jan 2025 17:48 WIB

Jakarta, detikai.com --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetop sementara seluruh support ke luar negeri selama 90 hari.

Seluruh support tersebut bakal ditangguhkan sembari menunggu tinjauan mengenai konsistensi dengan kebijakan luar negeri AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan baru itu tertuang dalam perintah pelaksana nan ditandatangani Trump sehari sebelum pelantikannya sebagai Presiden AS, dikutip dari Anadolu Agency.

"Semua kepala departemen dan lembaga nan bertanggung jawab atas program support pembangunan luar negeri Amerika Serikat kudu segera menghentikan tanggungjawab baru dan pencairan biaya support pembangunan ke negara-negara asing," demikian tertulis dalam perintah pelaksana tersebut.

Meski demikian, perintah pelaksana itu tidak menyebut secara rinci jumlah support nan bakal terdampak dengan kebijakan baru tersebut.

Disebutkan dalam perintah pelaksana itu bahwa support luar negeri dan birokrasinya tidak sejalan dengan kepentingan AS dan di banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika.

"Mereka hanya berfaedah untuk mengacaukan perdamaian bumi dengan mempromosikan ide-ide di negara asing nan secara langsung bertentangan dengan hubungan nan selaras dan stabil di dalam dan luar negeri," demikian tertuang dalam perintah pelaksana nan diteken Trump.

Setelah dilantik jadi Presiden AS, Trump membikin sejumlah perubahan nan cukup radikal dalam sederet kebijakan barunya.

Salah satunya adalah mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan nama Gunung Denali jadi Gunung McKinley.

"Amerika bakal merebut kembali tempatnya sebagai negara terhebat, paling kuat, dan paling dihormati di dunia, menginspirasi kekaguman dari seluruh dunia," kata Trump dalam pidato pelantikannya, melansir CBS News.

"Dalam waktu singkat, kita bakal mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, dan kita bakal mengembalikan nama presiden besar, William McKinley, ke Mount McKinley, tempat nan seharusnya," lanjutnya.

(bac/bac)

Selengkapnya