Jadikan Zona Perang, Militer Israel Akan Mulai Relokasi Warga Gaza

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Minggu, 17 Agu 2025 05:22 WIB

Agresi militer Israel di Gaza berlanjut, menyebabkan 62 ribu tewas, kebanyakan wanita dan anak-anak. Israel memerintahkan relokasi penduduk ke selatan. Warga Palestina di Gaza berupaya mendapatkan support kemanusiaan di tengah ancaman serangan-serangan Israel beberapa waktu lalu. (REUTERS/Hatem Khaled)

Jakarta, detikai.com --

Agresi militer Israel ke wilayah Gaza, Palestina, tetap terus bersambung sejak Oktober 2023 silam. Terbaru, Israel bakal membikin area perang dan 'memaksa' penduduk Gaza direlokasi ke wilayah selatan area tersebut.

Hingga Jumat (15/8), setidaknya sudah nyaris 62 ribu orang tewas di Gaza akibat agresi Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut beragam sumber medis di Gaza, kebanyakan dari para korban tewas itu adalah wanita dan anak-anak sedangkan jumlah korban luka-luka juga meningkat menjadi 155.275 orang.

Kemudian korban terbaru, mengutip dari Aljazeera, pada Sabtu (16/8) ada 25 penduduk Palestina, di mana 12 di antaranya tewas saat hendak mengantre support kemanusiaan di Gaza. Kantor HAM PBB menyatakan setidaknya ada 1.760 penduduk Palestina nan terbunuh saat sedang mencari alias mengantre support kemanusiaan sejak akhir Mei lalu.

Kemudian pada akhir pekan ini, mengutip dari Reuters, militer Israel (IDF) memerintahkan warga-warga Gaza untuk pindah ke wilayah selatan pada Minggu (17/8) besok. Pasalnya, Israel bakal makin kencang memborbardir Gaza City sebagai 'zona perang' memburu milisi Hamas.

Juru Bicara IDF, Avichay Adraee, menggunakan bahasa Arab menyatakan langkah tersebut bakal didasarkan pada pengarahan dari 'tingkat politik'. Sepekan lalu, pemerintahan Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui rencana kontroversial untuk merebut Gaza City.

"Penyediaan tenda dan peralatan penampungan bagi masyarakat di sektor tersebut bakal diperbarui," tulis Adraee di akun media sosial X.

"Peralatan tersebut bakal diangkut melalui penyeberangan Kerem Shalom oleh PBB dan organisasi support internasional setelah menjalani pemeriksaan menyeluruh oleh personel dari Otoritas Penyeberangan Darat nan berafiliasi dengan Kementerian Pertahanan," imbuhnya.

Sementara itu, Hamas mengecam langkah 'penghancuran Gaza City secara sistematis' oleh Israel.

Faksi nan berada di Gaza itu dalam pernyataannya menyatakan Israel menggunakan jet tempur, meriam, hingga robot peledak alias drone untuk membuat, "Penghancuran sistematis di wilayah tersebut sebagai bagian dari perang pemusnahan nan bandel dan rencana pidana nan bermaksud menghancurkan Jalur Gaza dan semua corak dan sarana kehidupan di dalamnya."

Hamas juga menyertakan pernyataan pejabat seniornya, Mahmoud Mardawi, nan menegaskan militer Israel dan para pemukimnya yang brutal, "Tidak bakal sukses menghalangi rakyat kami untuk mempertahankan tanah dan properti mereka, dengan serangan-serangan mereka termasuk di seluruh wilayah Tepi Barat."

Ia mengatakan bahwa, "Kebijakan penggusuran melalui serangan-serangan teroris para pemukim nan menargetkan kota-kota dan desa-desa Palestina di Tepi Barat bakal gagal."

[Gambas:Instagram]

(kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya