Trump Janji Terapkan Kebijakan Tarif Dan Pajak Ke Negara Asing

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Selasa, 21 Jan 2025 03:30 WIB

Donald Trump berjanji bakal menerapkan tarif dan pajak pada negara asing setelah resmi dilantik jadi Presiden AS pada Senin (20/1). Donald Trump berjanji bakal menerapkan tarif dan pajak pada negara asing setelah resmi dilantik jadi Presiden AS pada Senin (20/1). (via REUTERS/Chip Somodevilla)

Jakarta, detikai.com --

Presiden AS Donald Trump berjanji menerapkan tarif dan pajak pada negara lain setelah resmi dilantik pada Senin (20/1).

Sejak menang Pemilu 2024, Trump telah membidik sekutu dan musuh, meningkatkan prospek pengenaan tarif baru untuk mendorong negara lain mengambil tindakan lebih keras terhadap masalah AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bakal segera memulai perombakan sistem perdagangan kita untuk melindungi pekerja dan family Amerika," kata Trump seperti diberitakan AFP.

"Daripada mengenakan pajak pada penduduk negara kita untuk memperkaya negara lain, kita bakal mengenakan tarif dan pajak pada negara asing untuk memperkaya penduduk negara kita," tambah Trump.

Sebelum kembali ke Gedung Putih, Trump sudah berjanji mengenakan tarif 25 persen pada impor Kanada dan Meksiko, dan tambahan 10 persen pada barang-barang China, jika mereka tidak melakukan lebih banyak tentang imigrasi terlarangan dan aliran fentanil ke Amerika Serikat.

Selama masa kampanye, Trump juga melontarkan pendapat tarif nan jauh lebih tinggi, ialah 60 persen alias lebih, untuk impor dari China.

[Gambas:Video CNN]

Namun, pada Senin (20/1), dia tidak langsung mengumumkan tarif baru, nan diterapkan pada peralatan impor saat pembeli AS membelinya dari luar negeri.

Dalam pidatonya, Trump menegaskan kembali rencananya mendirikan "Layanan Pendapatan Eksternal" untuk mengumpulkan tarif, bea, dan pendapatan, dengan menjanjikan "sejumlah besar uang" nan mengalir dari sumber-sumber asing.

"American dream segera kembali dan berkembang pesat seperti nan belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

Beberapa analis telah memperingatkan bahwa kenaikan tarif bakal menyebabkan nilai konsumen lebih tinggi dan membebani pertumbuhan PDB dari waktu ke waktu.

Namun, para pendukung Trump telah menunjuk usulan kebijakan lainnya, seperti pemotongan pajak dan deregulasi sebagai sarana untuk memacu pertumbuhan.

Scott Bessent selaku calon Menteri Keuangan pemerintahan Trump telah mengatakan kepada personil parlemen bahwa dia tidak setuju biaya tarif bakal ditanggung di dalam negeri.

Setelah resmi jadi Presiden AS, Trump juga mengatakan pemerintahnya bakal membentuk Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) nan baru.

DOGE bakal dipimpin Elon Musk dan pengusaha Vivek Ramaswamy. Mereka bakal mengincar sekitar US$1 triliun dalam pemotongan shopping federal.

(AFP/chri)

Selengkapnya