Tni As Respons Temuan Komnas Ham Soal Ledakan Amunisi Di Garut

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

TNI Angkatan Darat merespons temuan Komnas HAM mengenai peristiwa ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak milik TNI di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam peristiwa itu, 13 orang terdiri dari empat personil TNI dan sembilan masyarakat sipil meninggal dunia.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Wahyu Yudhayana mengatakan, pihaknya menghargai setiap saran, temuan, tanggapan, maupun rekomendasi dari seluruh pemangku kepentingan mengenai peristiwa itu.

Ia menjelaskan, seluruh masukan tersebut bakal kami jadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses pertimbangan dan pengambilan keputusan nantinya.

"Kami menegaskan kembali komitmen TNI AD untuk selalu terbuka dan menghargai setiap masukan konstruktif dari beragam pihak dalam peristiwa tersebut," kata Wahyu saat dihubungi, Sabtu (24/5).

Komnas HAM sebelumnya mengungkap hasil pemantauan mengenai peristiwa ledakan saat pemusnahan amunisi tidak layak milik TNI di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Anggota Komnas HAM Uli Parulian Sihombing mengatakan, aktivitas pemusnahan amunisi itu dilakukan oleh jejeran Puspalad TNI-AD turut serta melibatkan 21 orang penduduk sipil nan dipekerjakan sebagai tenaga harian lepas.

"Pada peristiwa tanggal 12 Mei 2025 sejumlah 21 orang dipekerjakan untuk membantu proses pemusnahan amunisi apkir TNI dengan bayaran rata-rata Rp150 ribu per hari," kata Uli dalam keterangan tertulis, Jumat (23/5).

Uli juga menjelaskan, ledakan nan memicu jatuhnya korban jiwa terjadi sekitar pukul 09.30 WIB nan diduga disebabkan oleh ledakan sisa detonator nan bakal dimusnahkan dengan langkah ditimbun setelah selesainya proses pemusnahan amunisi.

Sebelum ledakan, sempat ada perdebatan singkat antara Komandan Gapusmus dengan koordinator pekerja penduduk berjulukan Rustiawan mengenai penanganan detonator sisa tersebut.

Biasanya, sisa bakal ditenggelamkan ke dasar laut untuk mempercepat proses disfungsi. Namun, pada hari tersebut dipilih dengan langkah menimbun menggunakan campuran urea.

Ledakan dari pemusnahan amunisi nan tidak layak pakai menewaskan 13 orang korban dari TNI AD dan penduduk sipil di Garut.Ilustrasi. TNI AD bakal memasukkan seluruh saran dan rekomendasi sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam proses pertimbangan mengenai ledakan amunisi di Garut. (Hakim Ghani/detikJabar)

Pada saat kejadian, para korban sedang menurunkan sisa detonator nan telah dimasukkan ke dalam drum ke dalam lubang, dengan posisi beberapa orang berada di dalam lubang dan sisanya berada di sekitar lubang dan sedang mengangkut material detonator.

Namun, saat proses tersebut, drum nan berisi detonator tersebut tiba-tiba meledak.

"Setiap selesai tahapan pemusnahan alias peledakan amunisi, ditemukan kebenaran adanya kumpulan penduduk nan mengambil sisa ledakan dari amunisi tersebut. Lazimnya, 50-an penduduk berkumpul di sekitar letak peledakan untuk mengambil alias memungut sisa pemusnahan amunisi. Warga juga sering membawa pulang peti jejak amunisi ke rumah masing-masing untuk digunakan serbaguna," kata Uli.

Ia menjelaskan, sembilan korban penduduk sipil itu terdiri dari delapan korban sipil nan merupakan pekerja harian lepas dan satu lainnya sedang berjamu ke letak menemui temannya.

(yoa/asr)

Selengkapnya