Titiek Soeharto Beberkan Rencana Perum Bulog Akan Langsung Di Bawah Presiden

Sedang Trending 15 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto alias berkawan disapa titiek Soeharto mengungkapkan adanya Rancangan Undang-Undang (RUU)  tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, nan salah satunya berfokus pada transformasi Perusahaan Umum Bulog (Perum Bulog).

Adapun nan dimaksud transformasi tersebut adalah wacana agar Perum Bulog berada di bawah presiden langsung.

"Ke depannya jadi perubahan Rancangan Undang-Undang Pangan ini intinya ya transformasi Bulog. Bulog mau dikemanain gitu kelembagaannya," kata dia pada wartawan dikutip Rabu (7/5/2025).

"Insyaallah (di bawah Presiden)," sambungnya.

Titiek Soeharto mengatakan Perum Bulog nantinya ditargetkan bisa membikin Indonesia kembali menjadi swasembada pangan seperti era Presiden Soeharto.

"Dulu aja Bulog bisa berfungsi, bisa bikin kita swasembada, kenapa sekarang mesti terlalu banyak lembaga macam-macam," ungkap dia.

Politikus Gerindra ini mengungkapkan, RUU tersebut bakal digodok secepat mungkin agar bisa segera swasembada pangan dan mengatasi masalah food waste.

"undang-undangnya kudu ditata lagi. Tadi banyak usulan-usulan misalnya juga mengenai waste, terbuangnya food waste itu ya. Itu juga tuh, kan enggak diatur, ini kudu diatur gitu gimana mengenai food waste ini lantaran terlalu banyak bisa triliunan per tahun nan terbuang lantaran si food waste itu," pungkasnya.

Stok Beras Bulog Tembus 3,5 Juta Ton, Pertama Kali dalam 57 Tahun

Stok cadangan beras pemerintah mencapai 3,5 juta ton di awal tahun 2025 ini. Pemenuhan stok CBP nan dikuasai Perum Bulog ini tanpa melalui impor.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencatat, stok beras Bulog mencapai 3.502.895 ton per 4 Mei 2025. Jumlah ini jadi nan tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

 "Ini pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir, stok persediaan beras pemerintah menembus lebih dari 3,5 juta ton dalam periode Januari hingga Mei,” ujar Mentan Amran dalam keterangannya, dikutip Senin (5/5/2025).

Selain mencetak rekor stok persediaan beras pemerintah tertinggi selama periode Januari–Mei, info historis menunjukkan lonjakan stok pada tahun 2025 juga tercatat sebagai nan tercepat sepanjang sejarah. Dari hanya 1,7 juta ton pada Januari 2025, stok persediaan beras melonjak drastis menjadi 3,5 juta ton per 4 Mei 2025, alias meningkat 1,8 juta ton tanpa impor hanya dalam waktu empat bulan.

Berdasarkan rekaman info stok persediaan beras pemerintah nan dimiliki Bulog sejak 1969, kondisi ini merupakan nan tertinggi selama 57 tahun, alias sejak Bulog dibentuk oleh Presiden Soeharto.

"Angka ini melampaui rekor sebelumnya pada Juni 1997 nan mencapai 3.029.049 ton, menjadikannya nan tertinggi sepanjang sejarah dalam periode nan sama,” papar Mentan Amran.

Sementara itu, serapan beras Bulog juga menunjukkan tren positif, dengan realisasi 1,06 juta ton hanya dalam satu bulan terakhir (April 2025), sehingga total 1,8 juta ton beras terserap dari Januari hingga awal Mei 2025. 

Tanpa Impor

Seluruh beras tersebut merupakan hasil serapan dari petani lokal, tanpa adanya impor beras medium selama periode Januari–Mei 2025. Angka serapan ini melampaui rata-rata serapan tahunan Bulog selama 57 tahun, hingga membikin Bulog perlu menyewa tambahan penyimpanan berkapasitas 1,1 juta ton.

Di sisi lain, info BPS memproyeksikan produksi beras nasional bakal menembus 18,76 juta ton hingga akhir Juni 2025 (berdasarkan Kerangka Sampel Area/Amatan Maret 2025).

Mentan Amran menegaskan bahwa prestasi ini merupakan hasil nyata dari sinergi antara kebijakan nan tepat dan semangat pelaku sektor pertanian.

“Kita patut berterima kasih dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini bukti bahwa ketika petani diberi support penuh, hasilnya bisa luar biasa,” tegasnya. 

Selengkapnya