ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah terpantau stagnan namun condong melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai bank sentral AS (The Fed) memutuskan untuk kembali menahan suku kembang acuannya.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (8/5/2025) dibuka pada posisi Rp16.530/US$ alias stagnan 0%. Namun selang empat menit sejak perdagangan dibuka, rupiah tertekan 0,12% ke nomor Rp16.550/US$.
Sementara indeks dolar AS (DXY) mengalami apresiasi sebesar 0,16% ke nomor 99,77 pada pukul 08:57 WIB. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (7/5/2025) nan berada pada posisi 99,61.
Sentimen hari ini didorong oleh situasi di The Fed nan pada awal hari tadi memutuskan untuk menahan suku bunganya di rentang 4,25-4,50%, tetapi mengatakan bahwa akibat inflasi nan lebih tinggi dan pengangguran telah meningkat dan prospek ekonomi AS tetap belum pasti.
"Mereka sedikit lebih garang daripada nan diharapkan banyak pasar, dan mereka tidak betul-betul mengubah alias melemahkan pandangan tentang inflasi nan berada di atas rata-rata alias pasar tenaga kerja nan dijual pada level rendah," kata Marvin Loh, mahir strategi pasar dunia senior di State Street di Boston.
"Saya tetap berpikir kita berada dalam periode penahanan nan panjang hingga info memberi tahu mereka bahwa mereka perlu melakukan sesuatu dan/atau kita memperoleh kejelasan perdagangan nan jauh lebih banyak," tambah Loh.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Menguat, Tembus Rp16.600-an per Dolar AS
Next Article Breaking! Rupiah Ambruk 1%, Dolar Tembus Rp16.260