ARTICLE AD BOX
Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok peneliti dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura menemukan langkah untuk mengendalikan aktivitas air dan barang nan mengapung di atasnya. Temuan ini diklaim membuka kesempatan untuk membuka terobosan baru di bagian kuantum.
Berdasarkan tulisan nan diterbitkan di Nature, para peneliti "memanipulasi" air dengan gelombang. Setelah mempelajari simulasi komputer, tim NTU membuat struktur plastik nan dicetak menggunakan printer 3D.
Struktur itu memiliki 24 tabung nan terhubung dengan speaker. Suara berfrekuensi rendah nan dihasilkan speaker menciptakan riak di air untuk "membuat" beragam jenis gelombang di dalam tangki berisi air.
Peneliti kemudian memanipulasi magnitudo dan gelombang gelombang sehingga tercipta ragam pola di permukaan air, dari nan berbentuk lingkaran hingga pusaran. Pola itu digunakan untuk mengendalikan pergerakan barang nan terapung di atas air, seperti bola pingpong hingga sebutir beras.
Gelombang itu kemudian dipamerkan untuk menahan barang tertentu di satu tempat alias membikin mereka bergerak mengikuti pola tertentu. Kontrol para peneliti atas aktivitas peralatan di permukaan air sangat kuat hingga riak eksternal tidak berpengaruh ke aktivitas barang.
"Temuan kami adalah langkah pertama mencari langkah gelombang air bisa dibentuk untuk menggerakkan objek, dengan beragam potensi aplikasinya," kata Shen Yiijie dari NTU dalam siaran pers nan dikutip oleh Gizmodo.
[Gambas:Youtube]
Yijie adalah seorang insinyur dalam bagian optik. Penelitian NTU soal gelombang air terinspirasi dari penelitiannya soal pola cahaya, ialah gelombang sinar bisa menggerakan partikel kecil.
"Penelitian selanjutnya bisa mempelajari gelombang jauh lebih kecil, seukuran sel, alias gelombang ribuan kali lebih besar," kata Yijie.
Dalam skala molekuler, teknik ini bisa menggabungkan partikel. Dalam skala besar, kapal di laut dikendalikan hanya dengan "menggerakan air." Pada masa depan, aplikasi lainnya adalah untuk memberikan polutan dari laut.
Pada masa depan, peneliti juga menyarankan menerapkan teknologi serupa untuk gelombang sinar dan pergerakan partikel dalam studi soal kejadian kuantum. Bahkan, teknologi ini juga bisa dimanfaatkan untuk "menyimpan data" dalam air.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bantu Petani, Syngenta Dukung Pembiayaan-Teknologi Benih Unggul
Next Article Pungut Batu Dikira Emas Ternyata Harta Karun Langka