ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kedekatan Elon Musk dengan Presiden AS Donald Trump rupanya tak lantas membikin bisnisnya moncer. Terbukti, saham Tesla merosot 28% dalam sebulan pertama Musk menjabat sebagai pemimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE).
Angka tersebut menandai penurunan saham Tesla terburuk sejak Desember 2022. Pada Senin (3/3) waktu setempat, saham Tesla kembali ambruk 3%. Kapitalisasi pasarnya sudah merosot menjadi US$852,4 miliar per Rabu (5/3/2025).
Kendati demikian, Musk tetap optimistis dengan menyebut perusahaan bisa mencatat pertumbuhan 1.000% dalam 5 tahun ke depan, dikutip dari CNBC International, Rabu (5/3/2025).
Sebelumnya, dalam laporan keahlian perusahaan nan disampaikan pada akhir Januari 2025, pendapatan Tesla tercatat merosot 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Pemasukan operasional juga menurun tajam 23%.
Tesla berkilah penurunan nilai jual rata-rata untuk Model 3, Model Y, Model S, dan Model X memicu penurunan pendapatan dan pemasukan operasional tersebut.
Tesla juga tampaknya mendapat pukulan keras dari kebijakan tarif Trump nan bertindak untuk peralatan dan komponen dari Kanada dan Meksiko. Pasalnya, beberapa penyuplai Tesla berasal dari dua negara tersebut.
Alasan lain Tesla babak belur
Penurunan saham Tesla baru-baru ini bukan hanya dipicu hal-hal nan terjadi di perusahaan. Sikap politik Musk dan langkah kerjanya di luar Tesla rupanya turut membikin perusahaan mobil listrik miliknya menanggung akibat negatif.
Dalam kapabilitas Musk sebagai pemimpin DOGE, dia telah melakukan hal-hal nan memicu kontroversi. Antara lain memangkas PNS, memotong anggaran federal, menyiapkan penghapusan regulasi, serta konsolidasi lembaga-lembaga negara.
Semua itu dilakukan dengan dalih 'efisiensi', tetapi secara berbarengan Musk mendorong kontrak-kontrak baru pemerintah nan menguntungkan perusahaan-perusahaan miliknya.
Selain Tesla, Musk juga menakhodai produsen roket dan satelit SpaceX, startup kepintaran buatan xAI, dan platform media sosial X.
Selain itu, dalam unggahan-unggahannya di X, Musk sekarang juga melibatkan diri dalam diskursus politik internasional. Misalnya, mempromosikan partai sayap kanan anti-imigran di Jerman berjulukan AfD. Hal ini memicu polarisasi dan membikin politikus-politikus Jerman meradang.
Musk juga menyebar disinformasi dengan menuduh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mau bertempur selamanya dengan Rusia.
Alhasil, sentimen anti-Musk dan anti-Tesla telah menyebar dan meluas di AS dan Eropa. Bahkan, ada aktivitas 'Tesla Takedown' nan membujuk masyarakat untuk tidak membeli produk-produk Tesla dan produk-layanan lainnya di bawah perusahaan Musk.
Gerakan ini menjadi besar dan mendapat support selebritas. Salah satunya tokoh Jepang-Amerika George Takei nan terkenal dalam perannya sebagai Hikaru Sulu di 'Star Trek'. Ia membujuk para pengikutnya di Bluesky (pengganti/pesaing X) untuk berasosiasi ke aktivitas 'Tesla Takedown'.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ancaman BTS Palsu Kirim SMS & Kuras Rekening, Ini Bahayanya!
Next Article Elon Musk Luncurkan Pembunuh Driver Online Besok