ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - DeepSeek, perusahaan teknologi asal China, menjadi sorotan utama minggu ini setelah mengungkapkan biaya nan mereka keluarkan untuk melatih model kepintaran buatannya (AI).
Melansir CNBC Internasional, dalam arsip terbaru, DeepSeek mengungkapkan bahwa mereka menghabiskan sekitar US$5,576 juta alias setara dengan Rp91,2 juta (asumsi kurs Rp16.300/US$), untuk training model kepintaran buatannya, berasas biaya sewa unit pemrosesan skematis (GPU) dari Nvidia. Namun, nomor ini hanya mencakup training model resmi dan belum mencakup biaya riset dan penelitian sebelumnya mengenai arsitektur alias data.
Tidak hanya itu, buletin mengenai DeepSeek juga menyebutkan, mereka baru-baru ini mengalahkan OpenAI di Apple App Store dengan aplikasi AI-nya nan paling banyak diunduh di Amerika Serikat. Dampak ini menyebabkan penurunan kapitalisasi pasar beberapa perusahaan chip besar, termasuk Nvidia dan Broadcom, nan kehilangan sekitar US$800 miliar pada hari Senin.
Menurut firma riset semikonduktor SemiAnalysis, pengeluaran DeepSeek untuk perangkat keras diperkirakan jauh lebih besar dari US$500 juta alias setara dengan Rp8,15 triliun (asumsi kurs Rp16.300/US$) sejak perusahaan ini berdiri. Biaya riset dan pengembangan serta biaya kepemilikan lainnya juga turut menambah jumlah pengeluaran mereka. Penggunaan "data sintetis" untuk melatih model kepintaran buatan ini memerlukan komputasi nan sangat besar.
SemiAnalysis juga membandingkan DeepSeek dengan perusahaan lain di industri AI, seperti Anthropic nan menghabiskan sekitar US$10 juta untuk melatih model AI mereka, meskipun mereka didukung oleh investasi besar dari Amazon dan Google. Hal ini menunjukkan sungguh besar biaya nan dibutuhkan untuk menjalankan model AI dan perusahaan AI.
"Itu lantaran mereka kudu bereksperimen, membikin arsitektur baru, mengumpulkan dan membersihkan data, bayar karyawan, dan banyak lagi," kata SemiAnalysis, melansir dari CNBC Internasional, Minggu (2/2/2025).
Dokumen DeepSeek sendiri tidak menyertakan perkiraan biaya komputasinya. Perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Meskipun tidak ada nomor pasti mengenai biaya komputasi DeepSeek, laporan dari SemiAnalysis menunjukkan, perusahaan ini telah sukses mencapai kemajuan luar biasa dengan pengeluaran nan sangat besar, terutama dalam perihal pengembangan model AI nan canggih. Mereka juga memuji kualitas model DeepSeek, nan terlihat menonjol meskipun Amerika Serikat telah membatasi ekspor chip ke China dalam beberapa tahun terakhir.
Analis dan master AI memuji kehebatan model DeepSeek, apalagi mencatat, langkah sigap DeepSeek dalam mencapai kelebihan dalam penalaran buatan layak untuk diapresiasi. Hal ini semakin menarik perhatian, terutama dengan potensi pasar AI nan diperkirakan bakal melampaui US$1 triliun dalam waktu dekat.
DeepSeek, nan didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng, awalnya merupakan bagian dari unit riset AI hedge fund High-Flyer. Perusahaan ini berfokus pada pengembangan kepintaran umum buatan alias AGI, sebuah bagian AI nan bermaksud untuk menyamai alias apalagi melampaui kepintaran manusia.
Pada bulan April 2023, DeepSeek beralih bentuk menjadi perusahaan rintisan nan berdedikasi untuk mengembangkan model bahasa besar dan AI. Kehebohan meningkat ketika mereka merilis R1, model penalaran AI nan sangat bersaing dengan model OpenAI, nan berkarakter sumber terbuka sehingga dapat digunakan oleh developer lain. Meski begitu, model ini juga mempunyai batas pada topik-topik tertentu, seperti kebijakan pemimpin China, Xi Jinping.
CEO OpenAI, Sam Altman mengakui kualitas model DeepSeek, tetapi juga menyinggung adanya dugaan DeepSeek mungkin menggunakan info dari OpenAI untuk mengembangkan produk mereka. Meskipun demikian, persaingan antara kedua perusahaan ini semakin ketat, dan ini menegaskan pentingnya pengembangan AI nan terbuka dan demokratis.
Pada sebuah aktivitas di Washington, DC, pada hari Kamis nan diselenggarakan oleh OpenAI, Altman mengatakan DeepSeek adalah "model nan sangat hebat."
"Ini adalah pengingat bakal tingkat persaingan dan perlunya Al nan demokratis untuk menang," katanya. Ia mengatakan perihal ini juga menunjukkan "tingkat minat dalam penalaran, tingkat minat dalam sumber terbuka."
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Heboh DeepSeek, AI China Bisa Musnahkan Teknologi Canggih AS?
Next Article AI China Bikin Amerika Ketar-Ketir, Ini Bukti Nyatanya