Ternyata Begini Cara Vatikan Awetkan Jenazah Paus Fransiskus

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Jenazah Paus Fransiskus menjalani proses pengawetan dengan teknik tanatopraksi. Jenazah nan telah diawetkan tersebut kemudian disemayamkan di Basilika Santo Petrus agar para pelayat bisa memberikan penghormatan terakhir.

Mengutip Euro News, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan dalam peti meninggal sederhana. Sebelum wafatnya, Paus Fransiskus menegaskan agar jenazahnya tidak disemayamkan di atas peti jenazah mewah rangkap tiga nan biasa terbuat dari kayu cemara, timah, dan kayu ek.

Apa itu tanatopraksi?

Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media via AP, HO)Foto: Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media via AP, HO)

Tanatopraksi bukanlah metode mumifikasi, tetapi teknik pengawetan tubuh nan digunakan terutama untuk menampilkan jenazah di depan umum.

Metode ini adalah teknik perawatan jenazah nan bermaksud untuk memperlambat proses pembusukan, menjaga kebersihan, dan menampilkan jenazah dengan penampilan nan alami selama beberapa hari.

Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media/Handout via REUTERS)Foto: Jenazah Paus Fransiskus ditempatkan dalam peti jenazah terbuka selama ritual pernyataan kematian di kediaman Santa Marta di Vatikan, 22 April 2025. (Vatican Media/Handout via REUTERS)

Adapun prosedur ini melibatkan beberapa langkah penting, seperti penyuntikan cairan pengawet ke dalam pembuluh darah arteri, pembersihan menyeluruh terhadap tubuh, serta penggunaan riasan dan penataan wajah dan tangan untuk memberikan kesan damai.

Praktik ini telah diatur di Italia berasas undang-undang nan disahkan pada tahun 2022. Teknik pengawetan tanatopraksi dianggap sebagai perkembangan modern pembalsaman. Tanatopraksi menggunakan unsur nan kimia nan lebih menghormati tubuh manusia.

Tradisi nan sudah berjalan berabad-abad

Penggunaan tanatopraksi mempunyai sejarah panjang di Gereja Katolik. Selama berabad-abad, jenazah Paus diawetkan lantaran argumen spiritual dan tuntutan praktis penghormatan publik, serta lamanya upacara pemakaman.

Pada masa lalu, Paus kudu menjalani pembalsaman, teknik nan lebih invasif nan melibatkan pengambilan organ dalam dan penyuntikan unsur seperti formalin dan alkohol. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan formalin dianggap sangat merusak tubuh manusia sehingga mendorong gereja untuk mengangkat metode nan lebih bijaksana.

Berkat tanatopraksi, jenazah Paus Fransiskus dapat dilihat publik selama beberapa hari hingga pemakamannya pada Sabtu (26/4/2025).


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Resistensi Bisnis Wewangian di Tengah Pelemahan Daya Beli

Next Article Ratusan Mayat Pendaki Sengaja Dibiarkan di Gunung Everest, Kenapa?

Selengkapnya