Tarif Ojol Naik, Warga Ri Habiskan Uang Segini Di Grab-gojek Cs

Jakarta, detikai.com - Warga Indonesia rupanya menghabiskan banyak duit untuk menggunakan jasa ride-hailing alias ojek online (ojol).

Menurut info terbaru nan dirilis We Are Social, setidaknya total nilai transaksi jasa ride-hailing mencapai US$ 3,51 miliar alias sekitar Rp 57 triliun sepanjang 2024. Jumlah ini naik 7,3% alias sekitar US$ 240 juta year-on-year (YoY).

Hal ini sejalan dengan info nan diungkap Google, Temasek, dan Bain and Company berjudul e-Conomy SEA 2024. Dalam laporan tersebut, nilai transaksi ride hailing di Indonesia naik 13% YoY menjadi US$ 9 miliar alias Rp 142 triliun tahun 2024.

Peningkatan transaksi ojek online (ojol) tersebut disebabkan oleh kenaikan tarif jasa dan bertambahnya jumlah pengemudi.

"Saya tidak tahu kalian di sini merasa perihal nan sama alias tidak? Tetapi nilai jasa taksi dan ojek online naik sedikit," ujar Partner Bain and Company Aadarsh Baijal di Kantor Google, Jakarta, beberapa waktu nan lalu.

Ia menyebut perusahaan seperti Gojek dan Grab tetap berkompetisi mengenai harga, namun tarif pada umumnya naik. Hal itu lantaran perusahaan mengurangi 'bakar uang', sehingga tarif taksi dan ojek online namalain ojol mulai normal.

"Harga sedikit naik, tetap ada persaingan nan bagus dengan beberapa pemain baru, nan menciptakan proposisi nan bagus bagi konsumen," jelas Aadarsh.

"Tetapi rata-rata mereka telah bisa memulihkan sebagian biaya nan mereka serap untuk diskon, nan Anda tahu membawa nilai kembali ke tingkat nan lebih berkelanjutan," imbuhnya.

Menurut laporan We Are Social jumlah pengguna jasa ojol di Indonesia mencapai 88,3 juta orang. Jumlah ini naik 6,4% alias bertambah sekitar 5,31 juta pengguna jasa ojol di Indonesia. Sementara per orang menghabiskan rata-rata Rp US$ 39,72 alias sekitar Rp 642 ribu.

(fab/fab)

Next Article Ratusan Driver Gojek Kasih Selamat Prabowo-Gibran Usai Pelantikan