Tambahan Impor Minyak & Lpg Ri Dari As Tunggu Hasil Nego Tarif Trump

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan rencana penambahan impor minyak dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dari Amerika Serikat (AS) tetap menunggu hasil akhir dari proses negosiasi antara pemerintah Indonesia dan pemerintah AS. Rencana penambahan impor tersebut merupakan bagian dari negosiasi dengan AS.

Bahlil mengatakan saat ini Pemerintah Indonesia tetap melakukan upaya negosiasi atas kebijakan Presiden AS Donald Trump nan mengenakan tarif impor ke Indonesia sebesar 32%. Ia mengatakan negosiasi tersebut belum menemui titik terang.

"Sampai dengan sekarang kan tim negosiasi dengan pemerintah Amerika kan lagi melangkah dan kemarin tim saya dengan tim dari Kemenko lagi membahas dan lantaran belum ada satu keputusan nan pasti tentang poin-poin mana saja nan bakal disepakati," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil menambahkan, belum adanya titik terang kesepakatan negosiasi tersebut, maka Kementerian ESDM belum melakukan penambahan mengenai impor dari AS. Saat ini Bahlil bilang impor LPG dari AS sebanyak 59% dari total pengadaan impor. Sementara impor minyak dari AS sebanyak 6-7% dari total pengadaan impor.

Bahlil mengatakan, jika sudah ada kesepakatan mengenai negosiasi tersebut, barulah pihaknya bakal melakukan penambahan impor terhadap dua komoditas tersebut.

"Maka kami sampai dengan sekarang belum melakukan eskalasi terhadap impor tambahan nan ada sekarang adalah tetap dalam 59% LPG kita impor dari Amerika. Kemudian crude kita juga impor kurang lebih sekitar 6-7% nah itu nan kita bakal tingkatkan kelak setelah ada keputusan bersama," katanya.

Sebelumnya, Bahlil mengatakan nilai impor LPG dan Minyak bakal mencapai US$ 10 miliar alias sekitar Rp 168,2 triliun. Ia mengatakan, impor LPG dari negeri Paman Sam bakal bertambah hingga sebesar 80-85%.

"Ya pasti kita punya opsi lain dan kelak kita bakal bicarakan dengan Bapak Presiden. Dan kita bakal naikkan sekitar 80-85%," sebut Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4/2025).

Sementara itu untuk minyak mentah asal AS bakal dinaikkan menjadi sekitar 40%. Begitu juga dengan BBM, persentase impor dari AS bakal dinaikkan dari total impor selama ini.

Bahlil belum mau menjelaskan secara rinci berapa volume impor nan bakal dilakukan. Dia bilang nilai persisnya bakal diumumkan usai pembahasan dilakukan.

"Nanti detailnya setelah saya bakal melakukan pembahasan teknis dengan tim teknis saya dan Pertamina," tutur Bahlil.

(kil/kil)

Selengkapnya