ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Intel punya CEO baru setelah pemecatan Pat Galsinger pada Desember lalu. Perusahaan mengumumkan Lip-Bu Tan sebagai pemimpin terbaru.
"Hari ini Intel mengumumkan majelis dewan menunjuk Lip-Bu Tan, pemimpin teknologi ulung dengan pengalaman di industri semikonduktor sebagai CEO, mulai 18 Maret," jelas Intel dalam keterangan resmi, dikutip dari laman perusahaan, Jumat (14/3/2025).
Pengumuman itu juga mengungkapkan Tan bakal berasosiasi lagi dengan majelis dewan Intel. Sebelumnya, dia mengundurkan diri dari majelis bulan Agustus lalu.
David Zinsner nan menjadi CEO sementara setelah pemecatan Galsinger, sekarang menjadi wakil presiden pelaksana dan kepala keuangan. Sementara Johnston Holthaus nan juga menjabat kedudukan nan sama dengan Zinsner kembali jadi CEO Intel Products.
Ketua majelis pelaksana sementara,. Frank D. Yeary disebut menjadi ketua majelis independen setelah Tan menjadi CEO.
Dalam keterangannya, Tan mengatakan terhormat dengan penunjukannya. Dia juga menambahkan memandang kesempatan mengubah upaya perusahaan untuk melayani pengguna dengan lebih baik dan menciptakan nilai pada para pemegang saham.
"Intel mempunyai platform komputasi nan kuat dan berbeda, pedoman pengguna luas dan manufaktur nan kuat setiap harinya saat kami membangun kembali peta jalan teknologi kami," tuturnya.
Penunjukkan Tan sebagai CEO Intel langsung membawa gebrakan besar bagi perusahaan. Saham Intel loncat nyaris 15% pada Kamis (13/3) waktu setempat saat pengumuman Tan jadi CEO Intel. Hal ini menandai optimisme pasar terhadap masa depan Intel di tangan Tan.
Tan telah bekerja di bagian teknologi selama lebih dari 20 tahun. Dia pernah menjabat sebagai CEO Cadence Design System dari 2009 hingga 2021.
Selama masa jabatannya itu, dia memimpin transformasi budaya berbasis pada penemuan nan berpusat pada pelanggan.
Tan juga sukses meningkatkan pendapatan perusahaan lebih dari dua kali lipat dan memperluas margin operasi. Selain itu, dia membawa nilai saham perusahaan melonjal lebih dari 3.200%.
Tan lahir di Malaysia, besar di Singapura, dan sekarang sudah menjadi Warga Negara (WN) AS. Tan datang ke AS untuk mengenyam pendidikan nuklir di universitas kawakan MIT.
Selanjutnya, dia pindah ke California untuk melanjutkan sekolah upaya dan mendirikan firma modal ventura Walden International pada 1987. Tan percaya startup berskala mini dengan buahpikiran rancangan chip nan baik bakal sukses berkompetisi melawan raksasa chip.
Ia menggelontorkan banyak duit untuk mendanai ratusan startup. Beberapa contoh startup nan dia danai dan akhirnya berkembang pesat adalah Annapurna Labs. Saat ini Annapurna Labs telah diakuisisi Amazon dengan nilai US$370 juta.
Amazon mengatakan Annapurna sekarang menjadi 'jantung' pengembangan chip in-house perusahaan. Raksasa AS itu mengatakan sekarang sudah lebih banyak menggunakan chip buatan Annapurna daripada Intel.
Tan juga berinvestasi pada Nuvia nan telah dibeli Qualcomm senilai US$1,4 miliar pada 2021. Nuvia menjadi kekuatan baru Qualcomm untuk bersaing melawan Intel di pasar chip laptop dan PC.
Tan tetap aktif berasosiasi dengan startup-startup nan dia danai. Ke depan, bisa jadi startup-startup itu menjadi pesaing alias sasaran akuisisi Intel.
Sebagai contoh, awal pekan ini Tan menggelontorkan biaya ke startup Celestial AI nan juga dibekingi AMD nan merupakan salah satu rival Intel.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: