ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Maruli Siahaan menggelar aktivitas sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan sekaligus menyerap aspirasi masyarakat di Gedung Digital Library Universitas Negeri Medan (UNIMED), Rabu 23 April 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 150 mahasiswa nan tampak antusias mengikuti jalannya acara.
Maruli datang berbareng Bangun Siahaan selaku tenaga mahir sekaligus Ketua Relawan Palito. Turut memberikan materi dalam aktivitas ini, beberapa akademisi dari Fakultas Ekonomi UNIMED, ialah Marihot Manullang, Dionisius Sihombing, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, dan Rangga Restu Prayogo nan menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen.
"Generasi muda kudu menjadikan nilai-nilai kebangsaan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan bermasyarakat," kata Maruli dalam keterangannya, Kamis (24/4/2025).
Dia menambahkan, sosialisasi ini bermaksud menanamkan kembali pentingnya pemahaman terhadap empat pilar utama kebangsaan. Yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Para mahasiswa pun aktif berbincang dan menyampaikan pertanyaan nan menunjukkan minat besar mereka terhadap materi nan disampaikan. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat semangat kebangsaan dan mempererat rasa cinta tanah air di kalangan generasi penerus bangsa.
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Jateng
Sebelumnya, aktivitas sosialisasi empat pilar juga dilakukan oleh Anggota MPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdullah di Wonosobo, Jawa Tengah. Dari aktivitas nan dilakukan pada Kamis 27 Februari alias jelang Ramadhan, Mas Abduh sapaan akrabnya menyampaikan tentang pentingnya mengamalkan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari nan merupakan inti sari dari Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
"Saat bulan puasa, semangat gotong royong atau saling membantu ini mesti semakin kita gencarkan," ujar Mas Abduh, melalui keterangan tertulis, Minggu (2/3/2025).
Menurut dia, budaya gotong royong meski tetap ada, sekarang semakin tergerus dengan nilai-nilai individualisme. Anggota MPR RI Abdullah mengatakan, mementingkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan umum adalah peristiwa nan sering ditemui saat ini.
"Individualisme nan mengorbankan kepentingan berbareng alias publik ini mesti kita kikis. Repot jika banyak pihak merujuk pada egosentris," ucap dia.
Salah satu langkah mengikis ego dijelaskan Kapoksi Komisi III tersebut dapat dilakukan dengan mempertajam rasa empati. Artinya, kata Mas Abduh, dengan menempatkan pikiran dan emosi kita di posisi pihak lain.
"Dengan empati nan kian tajam itu, gotong royong menjadi nafas dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada dan kapan pun," papar dia.
Untuk merawat budaya gotong royong menurut Mas Abduh nan berasal dari Dapil Jateng VI ini dibutuhkan kerjasama dari tiap generasi.
"Caranya seperti semboyan dari Ki Hajar Dewantara nan bunyinya Ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan," pungkas Abdullah.