Soroti Perang Dagang As & Kanada, Sri Mulyani Bilang Begini

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut saat ini arti 'teman' dalam konteks berkolaborasi dengan negara lain sudah tidak ada lagi. Hal ini disampaikan Sri Mulyani saat menyampaikan sejumlah pengaruh sederet perintah pelaksana (executive order) dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Seperti diketahui Trump mengenakan sejumlah tarif impor kepada sejumlah negara, seperti Meksiko, Kanada, dan China. Pengenaan tarif ini memicu tindakan jawaban dari negara-negara tersebut dengan mengenakan tarif impor balik.

Trump mengenakan tarif impor 10% untuk daya dan 25% untuk produk lainnya di Kanada, 25% untuk Meksiko dan 10% untuk China. Kemudian China membalas dengan mengenakan tarif 15% untuk batubara dan LNG, 10% untuk minyak mentah dan mesin pertanian dari AS. Lalu Kanada mengenakan tarif 25% untuk beragam produk impor dari AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menilai Trump mengincar negara-negara nan mengalami transaksi surplus terhadap AS.

"Presiden Trump dalam perihal ini mengincar negara nan mempunyai surplus terhadap AS alias AS defisit terhadap negara tersebut. Di sini 20 negara mencatatkan surplus terhadap AS. Kita lihat negara nan punya surplus besar, Tiongkok kena, Meksiko kena, Vietnam bakal menjadi sasaran cukup nyata," kata Sri Mulyani dalam konvensi pers APBN KiTA di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025).

Indonesia sendiri masuk menjadi negara 20 besar nan surplus terhadap AS. Untuk itu, dia membeberkan efeknya terhadap Indonesia andaikan terkena kebijakan Trump tersebut. Di antaranya, menciptakan biaya dari supply chain sektor manufaktur terutama digital nan bakal meningkat, rantai pasok mengalami disrupsi, nilai komoditas mengalami volatilitas dan sentimen market.

Dengan memandang perihal ini, Sri Mulyani menilai negara-negara nan selama ini dianggap sebagai 'friendshoring' rupanya sudah tidak ada lagi, seperti nan terjadi Kanada dengan AS.

"Ini menimbulkan semua negara berpikir peta bumi dari sisi ekonomi seperti apa. Karena rupanya selama ini nan dianggap kondusif apalagi jika friendshoring sekarang tidak ada friends lagi. Gimana kurang friends-nya Kanada dan Amerika itu. Jadi tadinya disebutkan jika Anda berteman, Anda aman. Ternyata arti friends tidak ada lagi di konteks hari ini," terang Sri Mulyani.

(kil/kil)

Selengkapnya