ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Keluarga Sinta Amelia (20) nan diduga menjadi korban kebakaran Glodok Plaza di Jakarta Barat berambisi ada keajaiban dari Tuhan dan anaknya dapat ditemukan keberadaannya.
"Mohon angan untuk anak saya agar ada keajaiban sehingga dapat ditemukan dalam keadaan apapun," kata ibu korban Imelda usai melapor di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (19/1/2025), seperti dilansir dari Antara.
Ia mengaku tidak menyangka anak kesayangannya menjadi salah satu korban lenyap dari peristiwa kebakaran dahsyat tersebut. "Dia itu anak nan kuat dan punya seribu langkah untuk selamat. Saya minta angan ya," kata dia.
Imelda mengakui tidak mengetahui Sinta Amelia pergi ke Glodok Plaza untuk merayakan ulang tahun berbareng teman-temannya.
Ia mengatakan, baru mengetahui anaknya menjadi korban lenyap setelah diberitahu kawan Sinta nan mengetahui bahwa anaknya berada di letak tersebut.
"Teman ini mengetahui dan menunjukkan saya bahwa anaknya merayakan ulang tahun di sana," kata dia.
Ia mengatakan, terakhir kali berkomunikasi dengan Sinta pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB dan hingga malam tidak ada info apa-apa.
"Kamis pagi saya menelepon dia tapi tidak angkat. Saya bingung lantaran biasanya anak ini sesibuk apapun pasti angkat telepon," kata dia.
Lalu setelah telepon seluler miliknya meninggal akibat kehabisan baterai dan sorenya setelah hidup baru diketahui ada info tersebut dari temannya.
"Dia tidak izin pergi ke Glodok untuk merayakan ulang tahun. Tapi sebelumnya saya tahu dia merayakan ulang tahun beberapa hari sebelumnya di tempat lain," kata dia.
Ia mengatakan hari ini datang ke RS Polri membikin laporan lenyap untuk mengetahui apa betul anaknya menjadi salah satu korban kebakaran tersebut.
"Saya serahkan foto, kartu keluarga, sama sampel DNA serta ciri-ciri anaknya," kata Imelda.
RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza
Sementara itu, Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Kramat Jati telah menerima 13 info DNA dari family korban kebakaran Glodok Plaza. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah.
"Data ante mortem nan kita terima sebanyak 13 sampai hari ini. Jadi sampel DNA nan kita sudah ambil itu berjumlah 12 dari keluarga, sedangkan hari ini adalah sampel DNA nan ke-13," tutur Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Polri Kombes Ahmad Fauzi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur (19/1/2025).
Menurut Fauzi, penggunaan DNA untuk proses identifikasi jenazah memang menyantap waktu satu hingga dua minggu. Dia pun meminta family dapat menunggu penyelesaian langkah tersebut.
"Namun tentu saja tergantung dari sampel DNA nan kita ambil. Karena kesulitan-kesulitan bisa kita dapatkan lantaran kondisi sampel DNA nan tersedia ya. Nah dari situ kelak bakal kita periksa, andaikan lancar, mungkin sampel itu bisa kita olah, mungkin bakal keluar profilnya," jelas dia.
Dalam kurun waktu satu hingga dua minggu, petugas bakal melakukan pencocokan DNA dan menyimpulkan apakah sukses alias belum dapat diproses. Sejauh ini, sudah ada delapan kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza yang masuk ke RS Polri Kramat Jati.
"Semuanya kita periksa, kita upayakan semaksimal mungkin," Fauzi menandaskan.
8 Kantong Jenazah Dibawa di RS Polri
Diberitakan sebelumnya, satu kantong jenazah kembali dievakuasi dari lokasi kebakaran Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat, Sabtu 18 Januari 2025. Total, sudah ada delapan kantong jenazah nan sudah dievakuasi sejak Kamis 16 Januari 2025.
Pantauan detikai.com, satu kantong jenazah itu dibawa keluar gedung sekira pukul 16.20WIB usai pencarian nan dilanjutkan sejak 14.15 WIB. Satu kantong jenazah nan ditemukan itu berupa serpihan, meliputi gigi, kulit, dan potongan tubuh nan tak lagi bisa dikenali.
"Ya ada indikasi gigi dan ada indikasi potongan daging dan kulit. Jadi memang posisinya sudah tidak utuh. Jadi tetap di kisaran itu," kata Perwira Piket Sudin Gulkarmat Jakbar Joko Susilo saat ditemui di lokasi.
Menurut Joko, serpihan tubuh itu ditemukan sekira pukul 15.30 WIB di area dapur nan juga ada di lantai 8. Satu kantong jenazah itu dibawa ambulans menuju RS Polri Kramat Jati untuk diidentifikasi.
"Ya, separuh 4 alias jam 15.30 di letak Kitchen Food itu, ya serpihan lah gitu. Tapi berbareng DVI (Disaster Victim Identification) tadi langsung dimasukkan satu kantong, kelak bakal diperiksa lebih lanjut di RS Polri," jelas Joko.