ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 22 Jan 2025 18:47 WIB

Jakarta, detikai.com --
Singapura melarang bayi di bawah 18 bulan alias 1,5 tahun terpapar layar alias menggunakan layar (screen time) dalam aktivitas mereka lantaran dianggap bisa mengganggu tumbuh kembang anak.
Pihak berkuasa Singapura merilis pedoman nan mengatur pembatasan waktu screen time alias penggunaan layar gawai pada Selasa (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana itu merupakan inisiatif dari sejumlah kementerian mencakup Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Sosial dan Pembangunan Keluarga.
Dalam rilis bersama, mereka menyatakan patokan tersebut mulai bertindak 1 Februari.
Menurut patokan itu, pemerintah bakal melarang penggunaan layar bagi anak di bawah usia 18 bulan.
Mereka juga memberi batas screen time untuk tujuan pengajaran dan pembelajaran bagi mereka nan berumur 18 bulan ke atas hingga enam tahun.
Dalam pernyataan bersama, mereka menyebut waktu menonton layar nan berlebih bisa membahayakan perkembangan kognitif, keahlian berbahasa, kesejahteraan mental, dan kesehatan bentuk anak-anak, demikian dikutip Straits Times.
Penggunaan layar dalam jangka waktu lama dan style hidup nan tak banyak bergerak, lanjut pernyataan itu, menimbulkan akibat nan signifikan terhadap perkembangan mereka secara keseluruhan.
Untuk saat ini, inisiatif tersebut konsentrasi ke anak-anak berumur 12 tahun ke bawah dan bakal diperluas ke golongan usia lain.
Setali dengan patokan itu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan rekomendasi agar anak-anak berumur 3-6 tahun tak menghabiskan waktu di depan layar selama satu jam per hari dan kurang dari dua jam bagi mereka nan berumur tujuh hingga 12 tahun, tidak termasuk pekerjaan sekolah.
Kemenkes juga mendesak para orang tua Singapura membatasi akses anak-anak ke perangkat seluler dan media sosial, demikian dikutip Xinhua.
Langkah-langkah ini merupakan bagian strategi promosi kesehatan nasional baru nan diluncurkan ketiga kementerian, Grow Well SG.
Prakarsa ini berfokus ke promosi style hidup nan lebih sehat dan perawatan pencegahan untuk anak-anak, dengan menekankan perbaikan gizi, kebiasaan tidur, pengalaman belajar, dan aktivitas fisik.
(isa/bac)