ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Kehadiran sejumlah menteri Kabinet Merah Putih alias Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke kediaman Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi di Solo pada 8 April 2025, dipandang perihal nan normal dan wajar.
Beberapa menteri nan mendatangi Jokowi adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia nan datang pada Selasa, 8 April 2025. Selang satu hari, Menko Pangan Zulkifli Hasan juga menemui Jokowi.
Kemudian giliran Menteri Kelautan dan Perikanan (KPP) Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangi Jokowi.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro memandang wajar lantaran perihal ini terjadi oleh Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nan tetap sering berkomunikasi dengan para mantan menterinya di Kabinet
"Secara individual saya kira itu tetap momentum lebaran, sehingga arahannya lebih ke silahturahmi. Tapi itu perihal nan lumrah dan wajar sebagaimana Pak SBY juga sering berkomunikasi dengan eks menterinya dulu di Kabinet Indonesia Bersatu," kata dia saat dihubungi detikai.com, Rabu (23/4/2025).
"Apa nan dilakukan oleh Pak Jokowi hari ini tetap dalam konteks nan wajar, lumrah, normal," sambungnya.
Agung pun memandang kehadiran sejumlah menteri Kabinet Merah Putih nan pernah juga berada di kabinet pemerintahan Jokowi, bukan suatu masalah nan kudu dipermasalahkan, apalagi dikaitkan dengan beragam isu.
"Kesimpulan nan terlalu jauh (dikaitkan silahturahmi dengan beragam isu)," jelas dia.
Minta Dihentikan
Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham, menepis rumor adanya 'matahari kembar' di kepemimpinan Prabowo Subianto. Bahkan dia menegaskan perihal itu sebagai tuduhan usai sejumlah menteri menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat momen lebaran.
"Respons-respons nan diberikan itu kadang tidak masuk logika sehat, tetapi didasarkan pada sakwasangka, kecurigaan, fitnah-fitnah politik, membenturkan antarpemimpin, mengadu antarpemimpin," kata Idrus kepada awak media di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Idrus meyakini kehadiran para menteri Prabowo ke kediaman Jokowi di Solo semata bersilaturahmi. Termasuk Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Dia khawatir, jika rumor tersebut tidak dihentikan, maka bakal menjadi bola liar nan berpengaruh terhadap proses pemerintahan.
"Kalau ini tetap dilakukan, perlu dipertanyakan niat baiknya. Kenapa? Kalau ini dilakukan pasti bakal berpengaruh terhadap kepemimpinan, pemerintahan dan juga berpengaruh terhadap proses-proses pembangunan," ujar Idrus.
Idrus berharap, dengan penegasan nan disampaikan kali ini maka tafsiran liar soal matahari kembar bisa berhenti. Sebab, jangan sampai niat baik silaturahmi nan diajarkan kepercayaan dikesampingkan dengan prasangka negatif.
"Jadi kita jangan berprasangka macam-macam ketika ada orang bersilaturahmi, apalagi dalam suasana Idul Fitri, sementara silaturahmi itu perbuatan nan mulia," kata Idrus.
Tradisi Baik
Sejumlah menteri menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat momen lebaran. Hal ini dianggap biasa dan tak perlu dicurigai dengan beragam spekulasi politik.
"Kedatangan sejumlah menteri ke Pak Jokowi kemarin itu dalam rangka silaturahmi Idul Fitri. Kok malah dicurigai macam-macam? Kecurigaan nan lahir dari pikiran sempit," kata Juru Bicara DPP PSI Agus Herlambang dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).
Dia berpandangan, apa nan terjadi itu bukan anak buah mendatangi atasannya, melainkan sikap antar perseorangan nan saling menghormati.
Di mana Jokowi merupakan sosok nan telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional nan dihormati, baik secara individual maupun politik.
"Karena di esensi silaturahmi terletak pada sikap saling menghormati sesama manusia, bukan lantaran didorong tanggungjawab formalistis," ungkap Agus.
Sebelumnya, apa nan dilakukan para menteri itu, dipandang ini sebuah tradisi nan baik dalam alam kerakyatan dan politik Indonesia.
"Jika ada menteri alias pejabat lain menemui Pak Jokowi itu adalah corak penghormatan. Dalam tradisi demokrasi, menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik nan sehat," kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).