ARTICLE AD BOX
Jepang menjadi salah satu negara dengan jumlah populasi lansia terbanyak, berumur panjang hingga 100 tahun. Meski termasuk negara maju, faktanya banyak lansia nan ditemukan lonely death alias meninggal kesepian.
Fenomena 'mati kesepian' di Jepang dinamakan kodokushi. Trennya dinilai sudah memgkhawatirkan lantaran 68 ribu penduduk Jepang diperkirakan meninggal dalam kesendirian sampai akhir tahun 2024.
Indonesia juga memasuki aging population dengan kalkulasi sekitar 30 persen populasi di 2045 adalah lansia. Risiko nan sama tentu tidak bisa 100 persen dihindari, mengingat kesejahteraan lansia saat ini juga belum terpenuhi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Sekretaris Utama BKKBN Prof Budi Setiyono menyebut pemerintah sebetulnya sudah mengupayakan pemberdayaan lansia melalui program bina family lansia (BKL) nan sudah melangkah di beberapa daerah.
"Kita berupaya mengantisipasi persoalan itu, ada pertemuan rutin itu di mana lansia melaukan cek kesehatan, nan kedua melakukan olahraga bersama, nan ketiga saling mengecek kondisi satu sama lain, paling tidak satu kali seminggu menanyakan berita rekan satu sama lain," sorotnya, dalam obrolan berbareng media di perjalanan menuju Ambarawa, Semarang, Jumat (25/7/2025).
Prof Budi ikut menyoroti tren di Jepang mengenai lonely death nan umumnya lansia ditemukan sudah tidak bernyawa berbulan-bulan apalagi setahun setelah meninggal. Sebagai negara maju, Jepang saja disebutnya 'ketar-ketir' menghadapi tren tersebut dengan kemudian memperbanyak shelter untuk menampung lansia kesepian.
Jepang apalagi melibatkan tenaga kerja asing termasuk dari Indonesia sebagai perawat lansia alias caregiver di tengah keterbatasan usia produktif.
Prof Budi mengingatkan saat ini Indonesia sudah menghadapi aging population ialah 11 persen dari populasi adalah lansia, peningkatan ke 15 persen bisa terjadi di tahun berikutnya, dan 30 persen pada 2045.
"Maka dari itu celaka jika kita tidak punya tabungan untuk taking carr of them, memastikan kesejahteraan mereka, apalagi jika tidak punya duit pensiun, kita bakal menderita," pungkasnya.
(kna/kna)