ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Bank Investasi dan pengelola aset dunia Goldman Sachs menurunkan ranking dan rekomendasi atas aset finansial di Indonesia. Penurunan ini terjadi lantaran perusahaan nan bermarkas di New York tersebut memperkirakan adanya peningkatan akibat fiskal atas sejumlah kebijakan dan inisiatif nan dipilih oleh Presiden Prabowo Subianto.
Goldman menurunkan ranking saham RI dari overweight menjadi market weight. Lebih lanjut, Goldman juga menurunkan rekomendasi atas surat utang nan diterbitkan BUMN tenor 10 sampai 20 tahun menjadi netral. Sebelumnya, surat utang BUMN menjadi salh satu aset nan paling ramai diburu oleh manajer investasi global.
Penurunan ranking ini terjadi Setelah Goldman menaikkan proyeksi defisit fiskal Indonesia dari semua 2,5% sekarang menjadi 2,9% dari PDB.
Goldman mengungkapkan pasar finansial Indonesia tetap berada dalam tekanan beberapa bulan terakhir lantaran sentimen tarif dan perang jual beli dunia hingga pelemahan ekonomi domestik membikin penanammodal ketakutan dan kabur dari pasar RI.
Sebagai catatan, IHSG terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun dan sempat turun dua digit meski sekarang mulai membaik. IHSG tercatat menjadi salah satu indeks referensi dengan koreksi paling parah secara global, dengan rupiah juga sempat menyentuh level terendah dalam lima tahun terakhir.
Menurut Goldman, ketakutan penanammodal asing terjadi setelah Prabowo mengumumkan inisiatif pemangkasan dan realokasi aggaran, pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga program 3 juta rumah nan mana dianggap dapat membikin bengkak defisit anggaran.
Sebelumnya, Morgan Stanley juga menurunkan ranking saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW) akhir bulan lalu.
Dalam laporannya, MSCI mengatakan, langkah ini diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal.
Morgan Stanley menyoroti pergeseran tren return on equity (ROE) nan sekarang lebih menguntungkan China dibanding Indonesia. Analis menilai bahwa ROE saham-saham di China mulai menunjukkan pemulihan, terutama didorong oleh perbaikan keahlian operasional dan efisiensi neraca finansial pada sektor nan mempunyai berat besar dalam indeks.
Selain aspek fundamental, perbedaan valuasi juga menjadi argumen penurunan ranking saham Indonesia. Morgan Stanley menyebut valuasi saham China sekarang lebih menarik dibanding Indonesia, terutama setelah pemerintah China menunjukkan sikap lebih positif terhadap sektor swasta.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bobot Indonesia di MSCI Susut, Mutu Emiten di BEI Turun?
Next Article Gak Kapok Krisis KPR Dahsyat, Wall Street Malah Bikin Produk Ini