Setelah Investor Dibawa Naik Turun, Ihsg Tutup Sesi I Naik 0,05%

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di area merah pada sesi I hari ini, Kamis (17/4/2025), setelah mengalami perubahan sejak pagi. 

Indeks sesi I ditutup naik tipis 3,07 poin alias 0,05% ke level 6.403,13. Sebanyak 275 saham naik, 282 saham turun, dan 230 stagnan. 

Nilai transaksi siang ini terbilang sunyi dibandingkan perdagangan sebelumnya, ialah Rp 4,76 triliun yang melibatkan 7,5 miliar saham dalam 658.640 kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, nyaris seluruh sektor mengalami koreksi. Akan tetapi sektor teknologi naik cukup tinggi dibandingkan dengan nan lain, ialah 1,38%.

Adapun saham TLKM menjadi penggerak utama IHSG ke area hijau. TLKM naik 4,44% siang ini dan sukses menahan IHSG untuk tidak mengalami koreksi dengan kontribusi 13,71 indeks poin.

Saham lain nan menjaga IHSG di area hijau adalah DSSA (4,43 indeks poin), MDKA (3,7 indeks poin), AMRT (1,29 indeks poin), dan DCII (0,98 indeks poin). 

Sementara itu pemberat IHSG siang ini tetap berasal dari sektor perbankan. BBCA dengan berat indeks -6,82 indeks poin menjadi pemberat utama. Lalu diikuti oleh BYAN -3,48 indeks poin, BBRI -3,06 indeks poin, TPIA (-2,82 indeks poin), dan ASII (-2,67 indeks poin). 

Adapun menurut detikai.com Research, pergerakan IHSG hari ini diperkirakan bakal condong melemah. Libur panjang diperkirakan memicu tindakan jual besar-besaran pelaku pasar saham lantaran mereka mengantisipasi perihal buruk.

Seiring dengan perihal tersebut perang jual beli semakin memanas setelah Amerika Serikat (AS) menakut-nakuti bakal mengenakan tarif hingga 245% kepada China. Namun, China diperkirakan tidak bakal gentar menghadapi ancaman tersebut.

Gedung Putih mengatakan pengenaan tarif hingga 245% merupakan tindakan balas ke China nan mengerek tarif produk AS sebesar 125%, sebesar 145% untuk peralatan asal China dan dibalas dengan tarif 125%, sekarang Washington menakut-nakuti Beijing dengan tarif hingga 245%.

"China sekarang menghadapi tarif hingga 245% atas impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya," tulis pernyataan Gedung Putih. Selasa (15/4/2025) waktu setempat.

China belum membalas lagi kenaikan tarif ini. Sebelumnya, kedua negara saling balas perang tarif selama berhari-hari.

Kendati belum membalas serangan terbaru dari Presiden AS Donald Trump, China mengaku tidak takut.

Dikutip dari China Daily, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian mengatakan Beijing tak gentar.

"Silakan bawa nomor itu ke pihak AS untuk dijawab. Tiongkok tidak mau bertempur (perang dagang), tapi juga tidak takut untuk melawan," ujarnya saat ditanya dalam konvensi pers tentang respons China atas kebijakan AS.

Dalam perkembangan terpisah, Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mulai gamang menghadapi akibat perang dagang.

Chairman The Fed, Jerome Powell, mengatakan The Fed sekarang dihadapkan pada dilemma dalam menentukan kebijakan ke depan lantaran akibat perang jual beli bakal mempengaruhi laju inflasi hingga pertumbuhan ekonomi,

Seperti diketahui, perang jual beli memanas sejak Maret setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif ke Meksiko, China,d an Jepang.

Perang semakin memanas setelah Trump pada Rabu (2/4/2025) menegaskan AS bakal memberlakukan tarif 10% kepada semua negara dan tarif resiprokal.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Kirim Tim Negosiasi ke AS, IHSG Melejit Lebih Dari 1%

Next Article IHSG Ambruk Lagi, Turun Lebih dari 1%

Selengkapnya