Seskab Mayor Teddy Turun Tangan Soal Aksi Demo Asn Di Kemendiktisaintek

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Aksi unjuk rasa sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) pada Senin, (20/1/2025) langsung mendapat perhatian serius dari Sekretaris Kabinet Mayor Teddy Indra Wijaya.

Teddy, nan saat itu tengah mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto di Sumedang, Jawa Barat untuk meresmikan 37 proyek kelistrikan nasional di PLTA Jatigede, langsung menghubungi kedua belah pihak.

"Kemarin sudah langsung saya hubungi kedua belah pihak ya. Saat saya tetap di Sumedang," ujar Teddy seperti dilansir dari Antara, Rabu, (22/1/2025).

Pada malam harinya, ketua Kemdiktisaintek dan Paguyuban Pegawai Dikti di Kantor Kemendiktisaintek melakukan perbincangan untuk mencapai resolusi terbaik.

"Dan, kemarin malam kedua belah pihak sudah langsung bertemu," tambah Teddy.

Menkoordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) pun langsung menindaklanjuti upaya pencapaian resolusi ini pada hari ini.

"Kemudian Menko PMK bakal menindaklanjuti," ucap Teddy.

Pimpinan DPR Minta Komisi X Pantau dan Evaluasi Kasus Demo ASN Kemendiktisaintek

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta Komisi X memantau dan mengevaluasi adanya demo sejumlah Apartur Sipil Negara (ASN) di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek), pada Senin (20/1/2025).

“Kita bakal minta komisi teknis (atau X) mengenai kementerian juga untuk melakukan pemantauan dan evaluasi,” kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025).

Dasco mengaku belum mengetahui perincian adanya demo tersebut. Oleh lantaran itu dia memastikan bakal mencari tahu dan mengkaji.  “Tentunya kita bakal mencari tahu, kita bakal kaji,” kata dia.

Sebelumnya, sejumlah ASN menggelar tindakan protes terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Prof. Ir. Satryo Soemantri Brodjonegoro, nan dianggap bertindak sewenang-wenang dalam menjalankan tugasnya.

Dari video nan diterima detikai.com, puluhan ASN berbanjar di lobi depan gedung. Mereka membentangkan spanduk-spanduk bersuara satir nan secara tak langsung ditujukan kepada Prof Ir Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Karangan Bunga Berjejer

Adapun, salah satu spanduk demo nan terlihat berkelir hitam bertuliskan "Institusi Negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri". Sementara spanduk lain berlatar putih bertuliskan "Kami dibayar oleh negara, bekerja untuk negara bukan babu keluarga".

Karangan kembang bersuara sindiran juga berjejer rapih menghiasi pintu depan lobi gedung. Sebagian besar, isinya juga menyindir perilaku dari Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Dalam keterangan nan diterima detikai.com, salah satu ASN nan bekerja di Prahum Ahli Muda dan Pj Rumah Tangga, atas nama NH menuangkan uneg-unegnya.

Dia bercerita, diusir dari instansi nan sudah dihuni selama 24 tahun belakangan. Hal itu diketahui dialami pada Jumat sore 17 Januari 2024.

"Tiba-tiba ketua tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan dihadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen saya keluar dan salat," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/1/2025).

Kemdiktisaintek Buka Suara Terkait ASN Demo Menteri Satryo Soemantri Brodjonegoro

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sain, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI Togar M. Simatupang menyatakan pemberhentian Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemdiktisaintek tak dilakukan secara mendadak.

Hal ini diungkapkannya dalam merespons adanya demo nan dilakukan oleh ASN Kemdiktisaintek, nan dipicu oleh adanya pemberhentian secara mendadak kepada salah seorang pegawai Kemdiktisaintek berjulukan Neni Herlina beberapa waktu nan lalu.

 "Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat jasa dan mutu nan kudu dijamin oleh bagian alias individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan," kata Togar seperti dilansir Antara.

Togar juga menyebut pihaknya membuka diri untuk melakukan beragam upaya persuasif, seperti dialog.

"Sebenarnya tetap tersedia ruang perbincangan nan lebih baik dan ini tetap dengan tangan nan terbuka, pemikiran nan terbuka, dan pencapaian resolusi nan terbaik," lanjutnya.

Togar juga menyebut proses pemberhentian ini juga tidak hanya berakhir pada opsi pemberhentian, namun juga opsi lainnya.

"Sedang proses, dan tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog," ucap Togar M. Simatupang.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Selengkapnya