ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Serikat pekerja Starbucks menolak tawaran kenaikan bayaran tahunan sebesar 2% nan ajukan manajemen perusahaan. Ada sebanyak 81% dari total keseluruhan 490 barista dari 550 toko di Amerika Serikat (AS) menolak proposal tersebut.
Dikutip dari Reuters, penolakan dilakukan lantaran tawaran kenaikan bayaran tahunan dianggap tidak memberikan faedah ekonomi nan mencakup perawatan kesehatan. "Tawaran Starbucks saat ini tidak mencapai kesepakatan," kata serikat pekerja, dikutip dari Reuters, Minggu (27/4/2025).
Adapun manajemen Starbucks sebelumnya mengatakan, usulan nan disampaikan serikat pekerja tidak komplit untuk perjanjian satu toko. Hal ini dianggap sebagai penyebab lambatnya kesepakatan antara manajemen dan serikat pekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun saat ini, Starbucks bayar baristanya lebih dari US$19 rata-rata per jam, kemudian ditambah tunjangan, menjadi sekitar US$30 per jam. Manajemen juga telah mengusulkan kenaikan bayaran tahunan tidak bakal turun di bawah 2%.
Untuk diketahui, kedua pihak telah memajukan negosiasi perjanjian dalam beberapa minggu terakhir setelah sepakat untuk mendatangkan seorang mediator dicapai untuk membantu menyelesaikan negosiasi nan terhenti pada bulan Februari. Sejak saat itu, mereka telah mencapai kesepakatan sementara pada banyak rumor perjanjian utama, seperti langkah-langkah kesehatan dan keselamatan.
Namun begitu, Workers United melalui memo nan dibagikannya menyebut tawaran terbaru nan ditawarkan manajemen Starbucks tidak cukup baik. Adapun serikat pekerja nan mewakili lebih dari 10.000 barista, dan manajemen Starbucks baru-baru ini sepakat untuk mencabut tuntutan norma nan diajukan terhadap satu sama lain.
Untuk diketahui, ribuan barista Starbucks sempat menggelar tindakan mogok kerja di sejumlah kota besar di Amerika Serikat (AS) pada Jum'at (20/12/2024). Aksi mogok kerja tersebut diikuti oleh 10.000 barista dengan tuntutan kenaikan upah, kepegawaian, dan perubahan agenda kerja.
Saat itu, tindakan mogok kerja barista Starbucks dilakukan selama lima hari nan dimulai sejak Jum'at. Aksi tersebut juga dilakukan dengan menutup sejumlah kafe di Los Angeles, Chicago, Seattle, dan diprediksi bakal meluas ke Columbus, Denver, dan Pittsburgh.
Adapun tindakan nan dilakukan serikat pekerja Starbucks ini menyusul aktivitas nan sebelumnya dilakukan para pekerja di sektor industri otomotif, kedirgantaraan, dan kereta api nan dikabarkan menerima konsesi dari para pengusaha.
Workers United menyebut, tindakan mogok kerja bakal meningkat setiap hari dan menjalar ke ratusan toko di seluruh AS. Adapun Workers United menyatakan sebagai perwakilan dari pekerja Starbucks di 525 toko di AS.
"Diperkirakan 10 dari 10.000 toko nan dikelola perusahaan tidak buka hari ini," tulis serikat pekerja Starbucks pada tindakan nan dilakukan di Chicago, dikutip dari Reuters, Jum'at (20/12/2024).
(kil/kil)