ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pemerintah Indonesia secara aktif mendukung penggunaan kendaraan listrik melalui beragam kebijakan, termasuk di antaranya pemberian insentif alias subsidi pembelian motor listrik. Namun hingga saat ini kebijakan pemberian subsidi tersebut tak kunjung terbit.
Untuk diketahui, sebelumnya masyarakat bisa menerima subsidi hingga Rp 7 juta saat membeli motor listrik berupa potongan harga. Caranya, cukup datang ke dealer dengan membawa KTP. Tercatat total unit kendaraan nan diterima masyarakat bisa mencapai 60.857 berkah program ini pada 2024, naik dari 2023 nan mencapai 11.532.
Namun dengan tidak adanya pemberian subsidi nan cukup besar itu membikin masyarakat jadi enggan membeli motor listrik?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pengamatan detikaicom, Senin (28/4/2025), di beberapa dealer motor listrik menunjukkan penjualan unit nan mengalami penurunan. Unit-unit motor listrik tersebut seolah hanya menjadi pajangan di toko.
Salah seorang penjaga dealer motor dan sepeda listrik di Jatinegara, Jakarta Timur, mengatakan saat ini jumlah pembelian motor listrik mengalami penurunan. Meski dia sendiri tidak bisa memastikan seberapa besar penurunan nan terjadi.
Sebab selama ini, pembelian motor listrik di dealer tersebut dilakukan secara indent namalain menggunakan proses pemesanan unit kendaraan di mana pembeli bayar tanda jadi dan menunggu unit tersebut siap diantarkan.
Alih-alih pembelian motor listrik, menurutnya nan saat ini tetap cukup banyak diburu masyarakat adalah unit sepeda listrik. Sebab jenis kendaraan satu ini tetap cukup terjangkau dan dapat digunakan oleh lebih banyak orang.
"Kebanyakan nan ke sini lebih pilih sepeda listrik sih pak, soalnya kan dia lebih murah dan bisa dipakai semua umur, jika motor kan kudu punya SIM," terangnya saat ditemui detikaicom.
"Kalau untuk motor kita memang inden dari dulu. Kalau untuk indennya sampai kapan dan juga untuk harganya belum ada info. Baru perkiraan, perkiraannya Rp 16 jutaan jika nggak di Rp 17 jutaan. Kalau untuk motor listrik belum ada potongan nilai dari subsidi, soalnya barangnya juga inden," terangnya lagi.
Sementara itu, kondisi berbeda terjadi di dealer motor listrik lain nan tak jauh dari sana. Sebuah dealer lainnya mengatakan, penjualan di sana naik, tapi sebagian besar sepeda listrik, bukan motor listrik. Perbandingannya cukup jauh.
"Masih lebih banyak sepeda listrik, lantaran lebih terjangkau harganya. Tapi jika motor, tetap tergantung kebutuhannya saja lah," jelas penjaga dealer itu lagi.
Berbeda dengan dealer sebelumnya, penjaga itu mengatakan di gerainya bekerja tetap menjual unit motor listrik nan sudah mendapat subsidi, sehingga nilai beli jadi lebih murah. Namun di dealer tersebut pembelian hanya bisa dilakukan tunai alias langsung lunas.
"Kalau kita di sini hanya bisa cash sih, nggak bisa cicil alias kredit, soalnya kita nggak ada kerja sama. (Berarti ini unit dibeli dealer kemarin terus sekarang dijual lagi?) iya gitu," paparnya.
Pemerintah Jamin Motor Listrik Dapat Subsidi Lagi
Dalam catatan detikaicom, sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara kemungkinan subsidi Rp 7 juta untuk setiap pembelian unit kendaraan motor listrik diperpanjang di 2025.
Ia mengatakan subsidi ini diberikan guna mendukung percepatan mengambil kendaraan listrik di Indonesia. Meski ada kebijakan efisiensi anggaran, Airlangga menyebut program subsidi itu sudah mendapatkan persetujuan sehingga tidak bakal terganggu.
"Subsidi (motor listrik) harusnya tetap tetap," kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2/2025).
"Mungkin (untuk diperpanjang) lantaran sudah setuju semua. Jadi program tidak terganggu," ujarnya.
Kebijakan itu disebut bakal segera diterapkan saat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengenai diterbitkan. "Ya segera (diterapkan). Begitu PMK keluar, ya (kebijakannya) jalan," ujarnya lagi.
(igo/fdl)