Sara Duterte Minta Ayah Jangan Terima Tawaran Makan-minum Di Belanda

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Rabu, 12 Mar 2025 14:00 WIB

Jakarta, detikai.com --

Wakil presiden Filipina termakzul sekaligus anak mantan presiden Rodrigo Duterte, Sara Duterte, memberi pesan ke sang ayah saat dibawa ke Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) di Belanda.

Sebelum dibawa ke Belanda, Sara sempat mau menemui Duterte di Pintu 1 Pangkalan Villamor, Bandara Internasional Ninoy Aquino pada Selasa (11/3) malam. Namun, dia tak diizinkan masuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia lampau bicara dengan ayahnya melalui telepon saat tetap di Manila. Sara menyarankan Duterte untuk tak menerima apapun dari siapa pun.

"Saya juga katakan kepada dia jangan menerima makanan alias minuman apapun dari siapa pun," kata Sara, dikutip Rappler.

Sara kemungkinan cemas ayahnya terancam diracuni saat berada di Belanda.

Di kesempatan itu, Sara juga mengatakan bakal menyusul ayahnya ke Belanda.

"Saya dan para pengacara bakal ke sana [Belanda] dan di sana kami bakal membahas apa nan kudu dilakukan," ungkap dia.

Sara kemudian langsung terbang ke Belanda hari ini untuk menyusul sang ayah untuk menjaganya di sana.

Dalam pernyataan resmi Kantor Wakil Presiden Filipina (office of the Vice President/OVP) menyebut Sara berangkat sekitar pukul 07.40 waktu setempat.

Sara menggunakan penerbangan Emirates no. EK 337 dengan tujuan Amsterdam. Namun, tak ada info lebih lanjut soal perjalanan tersebut.

Duterte dibawa ke Belanda untuk dikirim ke instansi pusat ICC di Den Haag.

Sebelum ke sana, Duterte lebih dulu ditangkap kepolisian Filipina di Bandara Manila pada Selasa siang.

Penangkapan ini merupakan tindak lanjut usai ICC merilis surat perintah penangkapan terhadap Duterte. Mantan orang nomor satu Filipina itu dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan mengenai perang anti narkoba selama memimpin.

Menurut catatan lembaga pemantau kewenangan asasi manusia, ribuan orang dieksekusi tanpa melalui proses pengadilan. Selain itu, mereka mencatat sekitar 12.000 hingga 30.000 tewas imbas operasi anti narkoba.

Namun, info pemerintah hanya mencatat sekitar 6.000 orang meninggal dalam operasi negara melawan narkoba.

(bac/isa)

Selengkapnya