Sambangi Kantor Airlangga, Hyundai Minta Insentif Saat Pakai Hasil Tambang Ri

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan raksasa otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Group, meminta insentif penggunaan nikel, kobalt, dan mangan untuk pabrik mereka di Indonesia. Permintaan ini disampaikan oleh perwakilan Hyundai saat melangsungkan pertemuan dengan Airlangga di kantornya.

"Hyundai minta jika menggunakan nikel kobalt, mangan ada nggak insentif dari pemerintah? Selama ini dia pakai nikel, kobalt, mangan," jawab Airlangga singkat saat ditanya mengenai hasil pertemuannya dengan perwakilan Hyundai di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Selasa (29/4/2025).

Ketika disinggung apakah pemerintah beriktikad untuk memberikan insentif atas tiga komoditas tambang nan diminta Hyundai itu, Airlangga hanya menyebut selama ini penggunaan nikel, kobalt, dan mangan hasil tambang RI sudah menjadi bagian dari kalkulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); tanpa menjelaskan lebih jauh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini silahkan pakai bagian dari lokal konten ya," terangnya.

Selain itu, Airlangga mengatakan dalam pertemuan dengan perwakilan perusahaan Korsel siang tadi, terdapat komitmen dari KCC Glass selaku produsen kaca nan sudah membuka pabrik pertamanya di Batang-Jawa Tengah untuk memperluas usahanya di Indonesia.

Ia sendiri belum bisa memastikan kapan investasi ekspansi upaya ini bakal masuk ke RI. Sebab perusahaan tetap menunggu rampungnya pembangunan akomodasi pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Batang sebelum melakukan ekspansi. "Dia mau meningkatkan kapabilitas menjadi 3 kali. Menunggu pelabuhan akomodasi kan belum selesai semua," terangnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Airlangga melaporkan sebanyak 19 perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) berencana menambah jumlah investasi di Indonesia sebesar US$ 1,7 miliar alias Rp 28,65 triliun (kurs Rp 16.858/dolar AS).

Rencana penambahan nilai investasi ini disampaikannya usai melangsungkan pertemuan dengan para delegasi Korsel berbareng Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Dengan tambahan investasi nyaris Rp 30 triliun tersebut, Airlangga mengatakan total biaya nan sudah masuk ke Indonesia dari Korea Selatan mencapai US$ 15,4 miliar alias Rp 259,61 triliun.

"Terkait kunjungan dari delegasi Korea ada sekitar 19 pengusaha Korea nan hadir. Sebagian besar, 18 perusahaan, sudah investasi ke Indonesia," kata Airlangga dalam konvensi pers di Istana Kepresidenan dilihat dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (28/4/2025).

Dari ke-19 perusahaan asal Korsel itu, Airlangga menyebut ada LX International nan bergerak di sektor batu bara dan nikel mau menambah investasi hingga US$ 500 juta, SK Group nan mau membangun pabrik plasma darah di Cikarang, hingga Lotte Chemicals nan menawarkan kerja sama pengembangan pabrik Petrokimia.

Kemudian ada juga LOTTE Corporation, KCC Glass Corporation, Hyundai Motor Group, HD HYUNDAI XITESOLUTION, KB Financial Group POSCO Holdings, EcoPro, Poongsan Corporation, dan tetap banyak lagi.

(hal/fdl)

Selengkapnya