ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di penutupan perdagangan hari ini, Senin (17/3/2025) di tengah situasi ketidakpastian pasar perihal kebijakan Presiden AS, Donald Trump serta mencerna hasil info neraca perdagangan nan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin ada di posisi Rp16.395/US$, rupiah alias melemah 0,31%.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:55 WIB juga menguat tipis 0,02 % di nomor 103,75 Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan minggu kemarin nan berada di nomor 103,72.
Terjadi volatilitas nan cukup tinggi pada perdagangan hari ini. Trump memberikan ancaman bakal memberlakukan tarif 200% pada anggur, cognac, dan impor alkohol lainnya dari Eropa. Hal tersebut mengakibatkan pasar terguncang lantaran meningkatnya ketegangan perdagangan dunia dan adanya akibat perlambatan ekonomi nan tajam.
Disaat nan sama, Uni Eropa juga mempersiapkan rencana untuk mengenakan bea masuk terhadap wiski Amerika dan produk lainnya di bulan depan, nan dapat dianggap menjadi respon kembali terhadap tarif 25% Trump pada impor baja dan aluminium nan mulai bertindak awal pekan ini.
Di sisi lain, angan bakal gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia juga semakin memudar. Moskow menyatakan mendukung proposal AS, tetapi menegaskan bahwa rancangan tersebut memerlukan banyak revisi sebelum dapat disepakati.
Lebih lanjut, terdapat potensi resesi di AS nan semakin nyata. Alarm baru perlambatan sekarang muncul, apalagi peluangnya bisa 50%.
Kebijakan perdagangan Trump bakal semakin merusak pertumbuhan ekonomi AS. Bahkan, langkah-langkahnya bisa meningkatkan akibat resesi tahun ini.
Namun demikian, info cukup positif datang dari BPS usai merilis neraca perdagangannya periode Februari 2025 nan menunjukkan hasil di atas konsensus detikai.com Research.
BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan pada Februari 2025. Surplus kedua pada 2025 ini mencapai US$ 3,12 miliar, dipicu oleh nilai ekspor sebesar US$ 21,98 miliar, sementara impor mencapai US$ 18,86 miliar.
Lebih lanjut, pelaku pasar kudu tetap mencermati kondisi dunia secara berkala mengingat nilai tukar rupiah tetap sangat volatil setidaknya dalam jangka waktu dekat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Meski Tipis, Rupiah Sukses Bungkam Dolar AS
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900