Rosan Yakin Huayou Bakal Dominasi Investasi Di Proyek Baterai Kendaraan Listrik

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan perusahaan China, Huayou bakal berinvestasi sebesar US$ 8,6 miliar dalam proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia. Hal ini menyusul keputusan LG Energy Solution mundur dari proyek tersebut.

Rosan menjelaskan investasi nan ada dalam proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia sebesar US$ 9,8 miliar secara keseluruhan. Investasi mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

"Pastinya US$ 9,8 miliar (Secara keseluruhan), dan US$ 8,6 miliar dolar (Huayou)," kata Rosan saat ditemui usai aktivitas Indonesia AI Day di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditempat terpisah, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan menjelaskan proyek baterai mobil listrik (EV Battery) di Indonesia menggunakan skema Grand Package dengan nilai investasi sebesar US$ 9,8 miliar. Mulai dari penambangan hingga menjadi sel baterai listrik nan terbagi menjadi empat tahapan joint venture.

Ichwan mengatakan dari investasi sebesar US$ 9,8 miliar tersebut, LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan Hyundai Motor Group dan telah melakukan investasi untuk membangun pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia nan berlokasi di Karawang, Jawa Barat nan telah beraksi dengan kapabilitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh). Ia mengatakan nilai investasinya tersebut sebesar US$ 1 miliar-US$ 1,2 miliar.

"Jadi sudah terimplementasi sekitar US$ 1,1 miliar alias US$ 1,2 miliar dollar AS di sel baterai, sehingga ini mengurangi nomor nan US$ 9,8 miliar," katanya saat dihubungi, Kamis (24/4/2025).

Ichwan menambahkan, investasi nan tersisa tersebut bakal dilakukan oleh berbareng dengan mitra lainya sedang dilakukan penjajakan oleh Indonesia.

"Tapi nan jelas, Huayou very clear, dia bakal punya kontribusi di nyaris sebagian besar ekosistem ini," katanya.

Terkait dengan kepastian investasi tersebut, Ichwan mengatakan pemerintah bakal melakukan pertemuan dengan Huayou. Ia mengatakan direncanakan pertemuan ini bakal dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Kita baru mau ketemu insyaAllah jika tidak di minggu ini, minggu depan, kita bakal ketemu dengan pihak Huayou membahas mengenai ini keputusannya," katanya.

Sebelumnya, Rosan menjelaskan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) LG bukan hengkang dari proyek baterai mobil listrik (EV Battery), melainkan pemerintah nan meminta agar LG keluar dari proyek tersebut.

Rosan menjelaskan perihal itu dilakukan usai Kementerian ESDM nan dipimpin Bahlil Lahadalia memberikan surat resmi untuk LG soal permintaan keluar dari proyek ekosistem baterai listrik Rp 164 triliun. Surat itu, kata Rosan, disampaikan ke LG pada tanggal 31 Januari 2025.

Alasannya, pemerintah menilai LG terlalu lama dalam proses negosiasi proyek daripada merealisasikan investasinya tersebut. Bila dihitung sejak kesepakatan awal proyek ini nan sudah dilakukan sejak 2020, sudah lima tahun sendiri LG tak kunjung merealisasikan investasinya.

"Selama ini dikatakan dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami nan memutus. Itu berasas surat resmi tertanggal 31 Januari 2025, diterbitkan oleh Kementerian ESDM. Kenapa? Karena memang negosiasi ini melangkah terlalu lama, kita mau semua melangkah dengan baik dan cepat," beber Rosan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (23/4/2025).

"Karena negosiasi sudah berjalan 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu melangkah lama gitu kan, maka dikeluarkan sama pak bahlil dikirimkan Pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution," katanya melanjutkan.

Di sisi lain, sejak akhir 2024, perusahaan asal China, Huayou menyatakan minat untuk masuk ke dalam proyek besar EV Battery nan dikembangkan di Indonesia. Maka dari itu, setelah LG diminta mundur dari proyek akbar itu, Huayou diajak berasosiasi untuk menggantikan posisi LG.

"Karena memang dari Huayou juga berkeinginan untuk berinvestasi, lantaran mereka teknologi juga sudah ada. Mereka nan bakal me-replace posisi LG," sebut Rosan.

(rrd/rrd)

Selengkapnya